Tampilkan postingan dengan label Knowledge Management. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Knowledge Management. Tampilkan semua postingan
Rabu, 24 Oktober 2012

Manajemen Pengetahuan dan Penciptaan Pengetahuan

Setelah era efisiensi pada tahun 1950an dan 1960an, era kualitas pada tahun 1970an dan 1980an,serta fleksibilitas dalam tahun 1980an dan 1990an, maka kini hidup dalam era inovasi (Janszen,2000). Era inovasi ini muncul karena situasi bisnis saat ini dipengaruhi oleh banyak sekali perubahan yang berjalan cepat dan sulit diramalkan, perubahan-perubahan tersebut terutama disebabkan oleh pesatnya perkembangan teknologi informasi, terjadinya globalisasi, serta demokratisasi (Business Week,2001:Garvin,2000; Schiro 2000). Disektor pemerintah, tuntutan terhadap pelayanan publik dan transparansi menjadi suatu hal yang tak dapat dihindari (Schiro,2000), oleh sebab itu organisasi harus terus menerus mencari cara untuk menciptakan dan mewujudkan nilai (value) melalui inovasi (Janszen,2000 ; Yoffie,1997). Istilah inovasi telah didefinisikan oleh Josepth Schumpeter sebagai : komersialisasi semua kombinasi yang didasari oleh pemanfaatan (1) bahan dan komponen baru, (2) proses baru, (3) pasar baru, dan (4) bentuk organisasi baru (Janszen,2000). Dengan kata lain, menurut definisi ini,inovasi merupakan komposit dari kedua bidang ,yaitu bidang teknis dan bidang bisnis. Bila hanya melibatkan teknologi, maka Schumpeter menamakannya invensi (invention), begitu bidang bisnis dilibatkan, maka muncul inovasi (innovation).
Download Tulisan Lengkap: bse-kmiptek.pdf

Penerapan Knowledge Management di Organisasi

Era globalisasi yang ditunjang oleh inovasi juga ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat . Menyadari akan persaingan yang semakin berat, maka diperlukan perubahan paradigma di organisasi. Istilah paradigma berasal dari Yunani artinya memperagakan atau mendemontrasikan, istilah tersebut dipopulerkan oleh Thomas Khun dalam bukunya berjudul The structure of scientific revolutions. Dalam buku tersebut Khun mendifinisikan sebuah paradigma ilmiah sebagai :
1). Apa yang diamati dengan cermat,
2). Jenis pertanyaan yang akan diajukan dan jelajah untuk mencari jawaban dalam kaitannya dengan subyek,
3). Bagaimana pertanyaan tersebut akan distruktur, dan
4). Bagaimana hasil kajian ilmiah akan ditafsirkan.
Jadi dalam sains biasa, paradigma merupakan himpunan eksperimen contoh yang mungkin akan digandakan atau diulang. Perubahan paradigma itu merupakan transformasi yang ditimbulkan oleh agen perubahan (katalis) dengan efek akhir berupa metamorfosa yang melibatkan pengetahuan sebelumnya dan temuan baru yang menentang atau membuang pengetahuan sebelumnya. Maka perubahan paradigma dianggap sebagai sebuah perubahan dari satu cara berpikir ke cara berpikir lainnya. Jadi perubahan paradigma di organisasi adalah dari yang semula mengandalkan pada resource-based, menjadi knowledge-based, secara sederhana di organisasi saat ini adalah kumpulan buku, dokumen dan materi lainnya yang ditata untuk digunakan oleh pemakai. Paradigma lama dengan kerangka berpikir bagaimana mengumpulkan materi sebanyak-banyaknya serta sedapat mungkin tidak boleh meninggalkan perpustakaan alias tidak dipinjamkan, misalnya. Jadi perlu transformasi yang didorong oleh agen perubahan yang mampu merubah pengetahuan yang sebelumnya dengan temuan baru yang berlawanan dengan pengetahuan sebelumnya. Misalnya saat ini terjadi perubahan paradigma menjadi knowledge provider atau solution provider yang berorientasi pada pemakai. Bila sebelumnya pengolahan materi menjadi kerangka pikir utama, maka kinilah pemakailah yang menjadi sasaran, misalnya. Paradigma ini muncul karena tuntutan pemakai di satu sisi serta kesadaran bahwa data, informasi dan pengetahuan diolah harus ditujukan kepada pemakai serta munculnya teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang semakin pesat, serta perubahan perilaku pemakai.? yang bertumpu pada analisis bidang ilmu pengetahuan tertentu, misalnya pohon industri, kemasan informasi, metadatabase, data mining, data warehouse, dan sebagainya. Disinilah peran pendidikan dan knowledge sharing di kalangan karyawan menjadi amat penting dalam meningkatkan kemampuan manusia untuk berpikir secara logika yang akan menghasilkan suatu bentuk inovasi. Jadi, inovasi merupakan suatu proses dari ide melalui penelitian dan pengembangan sehingga akan menghasilkan prototype yang bisa dikomersialkan.
Download Tulisan Lengkap: Bambang – Penerapan Knowledge Management di Organisasi

Pendekatan Knowledge-Base Economy dalam Pengembangan Masyarakat

Pesatnya perkembangan  perekonomian dunia ini, salah satunya didorong oleh dua penggerak utama yaitu globalisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat. Dengan perkembangan iptek yang semakin cepat dan canggih maka timbul pertanyaan yang muncul adalah apa pengertian pengetahuan ( What is knowledge ?). Para ilmuwan barat umumnya mengartikan “ pengetahuan adalah keyakinan benar yang diyakini” ( justified true belief). Bila dikaitkan dengan perekonomian adalah merasionalkan  logika untuk membenarkan asumsi asumsi ekonomi manajemen. Namun, pola pikir Asia justru memiliki sikap pandang bahwa pengetahuan itu tidak melulu rasional lojik, tetapi dilandasi filosofi dan hati nurani. Inilah intisarinya “justified true belief” dalam ekonomi dan operasionalisasi ekonomi/bisnis menurut tafsiran Asia.
Bagi kita kedepan kualitas SDM (sumber daya manusia) dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) harus membawa pada penyadaran untuk mengantisipasi kesiapan membangun masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge based society)- KBS yang menjadi prasyarat keunggulan persaingan abad 21 ini. Dalam prosesnya bagi kita dengan nilai-nilai timur/Asia tentunya sistem nilai (value systems) patut menjadi acuan pula.
Download Tulisan Lengkap: bse-kbe.pdf

Penerapan Knowledge Management di Organisasi

Era globalisasi yang ditunjang oleh inovasi juga ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat . Menyadari akan persaingan yang semakin berat, maka diperlukan perubahan paradigma di organisasi. Istilah paradigma berasal dari Yunani artinya memperagakan atau mendemontrasikan, istilah tersebut dipopulerkan oleh Thomas Khun dalam bukunya berjudul The structure of scientific revolutions. Dalam buku tersebut Khun mendifinisikan sebuah paradigma ilmiah sebagai :
1). Apa yang diamati dengan cermat,
2). Jenis pertanyaan yang akan diajukan dan jelajah untuk mencari jawaban dalam kaitannya dengan subyek,
3). Bagaimana pertanyaan tersebut akan distruktur, dan
4). Bagaimana hasil kajian ilmiah akan ditafsirkan.
Jadi dalam sains biasa, paradigma merupakan himpunan eksperimen contoh yang mungkin akan digandakan atau diulang. Perubahan paradigma itu merupakan transformasi yang ditimbulkan oleh agen perubahan (katalis) dengan efek akhir berupa metamorfosa yang melibatkan pengetahuan sebelumnya dan temuan baru yang menentang atau membuang pengetahuan sebelumnya. Maka perubahan paradigma dianggap sebagai sebuah perubahan dari satu cara berpikir ke cara berpikir lainnya. Jadi perubahan paradigma di organisasi adalah dari yang semula mengandalkan pada resource-based, menjadi knowledge-based, secara sederhana di organisasi saat ini adalah kumpulan buku, dokumen dan materi lainnya yang ditata untuk digunakan oleh pemakai. Paradigma lama dengan kerangka berpikir bagaimana mengumpulkan materi sebanyak-banyaknya serta sedapat mungkin tidak boleh meninggalkan perpustakaan alias tidak dipinjamkan, misalnya. Jadi perlu transformasi yang didorong oleh agen perubahan yang mampu merubah pengetahuan yang sebelumnya dengan temuan baru yang berlawanan dengan pengetahuan sebelumnya. Misalnya saat ini terjadi perubahan paradigma menjadi knowledge provider atau solution provider yang berorientasi pada pemakai. Bila sebelumnya pengolahan materi menjadi kerangka pikir utama, maka kinilah pemakailah yang menjadi sasaran, misalnya. Paradigma ini muncul karena tuntutan pemakai di satu sisi serta kesadaran bahwa data, informasi dan pengetahuan diolah harus ditujukan kepada pemakai serta munculnya teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang semakin pesat, serta perubahan perilaku pemakai.? yang bertumpu pada analisis bidang ilmu pengetahuan tertentu, misalnya pohon industri, kemasan informasi, metadatabase, data mining, data warehouse, dan sebagainya. Disinilah peran pendidikan dan knowledge sharing di kalangan karyawan menjadi amat penting dalam meningkatkan kemampuan manusia untuk berpikir secara logika yang akan menghasilkan suatu bentuk inovasi. Jadi, inovasi merupakan suatu proses dari ide melalui penelitian dan pengembangan sehingga akan menghasilkan prototype yang bisa dikomersialkan.
 
© Copyright 2010-2011 Media Pengetahuan All Rights Reserved.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.