Penampakan objek yang mirip dengan badan ular di langit pantai Parangtritis.
Salam sejahtera...
Saya
mendapat kiriman foto di account FB. Foto ini sangat menarik dan
diasumsikan sebagai penampakan naga tunggangan nyi Roro Kidul karena
kebetulan foto ini diambil di pantai Parangtritis, Jogja, dan bertepatan
dengan sebuah acara spiritual keagamaan.
Di bawah ini adalah foto yang telah saya atur kontrasnya:
Namun,
saya tidak akan heran jika masyarakat Cina menganggapnya sebagai
penampakan seekor naga. Soalnya, kebudayaan atau kepercayaan seseorang
akan sangat mempengaruhi cara mereka menilai sesuatu. Karena naga
adalah makhluk mitologi yang sangat dihormati di Cina, maka
formasi-formasi awan itu akan terlihat seperti naga bagi mereka.
Dalam kasus foto di pantai Parangtritis,
hal yang sama juga terjadi. Pada saat itu terjadi upacara keagamaan.
Lalu lokasi penampakannya adalah di pantai Parangtritis yang memiliki
legenda dan kepercayaan yang sangat kuat mengenai Nyi Roro Kidul
yang disebut memiliki tunggangan seekornaga. Dengan kondisi yang
mendukung seperti ini, tidak heran kalau objek itu dianggap sebagai
seekor naga.
Hal yang sama juga pernah terjadi ketika awan panas Merapi terlihat membentuk kepala Petruk.
Jika foto itu diambil di atas kota
Jakarta, dan bukan di Parangtritis, mungkin ia akan dinilai secara
berbeda. Demikian juga bagi kalian yang tidak mengadopsi kepercayaan
mengenai Nyi Roro Kidul. Mungkin kalian hanya akan melihatnya sebagai
sebuah formasi awan yang unik.
Jika foto itu bukan foto naga tunggangan Nyi Roro Kidul, lalu foto apakah itu?
Awan?
Kalau itu awan, pernahkah kalian melihat formasi awan berbentuk tabung yang seindah itu?
Belum pernah?
Saya juga belum pernah. Tetapi, sebenarnya ada jenis awan yang mirip dengan apa yang terlihat di foto itu, yaitu awan Morning Glory.
Awan
morning glory adalah sebuah fenomena alam yang sangat langka. Ia
pernah terlihat di banyak lokasi berbeda di seluruh dunia, namun hanya
di bagian utara teluk Carpentaria di Australia dimana awan jenis ini dapat diprediksi dan diobservasi.
Awan morning glory memiliki bentuk
seperti gulungan/tabung yang panjangnya bisa mencapai hingga 1.000
kilometer dengan ketinggian 1 hingga 2 kilometer. Bahkan, kadang ia
bisa berada pada ketinggian hanya sekitar 100 hingga 200 meter dari
permukaan bumi. Awan ini juga bergerak dengan kecepatan sekitar 60
kilometer perjam.
Umumnya formasinya hanya terdiri dari satu awan, namun, kadang bisa mencapai hingga delapan gulungan awan.
Walaupun fenomena awan ini biasa
terjadi setiap tahun di teluk Carpentaria, para ilmuwan masih belum
mengetahui secara pasti bagaimana awan indah ini bisa terbentuk.
Sebagian percaya kalau awan ini mungkin terbentuk akibat tiupan angin
laut dari barat yang lebih kuat dan hangat dibandingkan angin timur.
Ketika angin barat ini menggulung angin timur, terbentuklah awan
Morning Glory.
Lalu, pertanyaannya, apakah yang terlihat di foto Parangtritis itu adalah formasi awan Morning Glory?
Saya tidak bisa memastikannya. Soalnya foto itu tidak memiliki patokan landscape darat yang membuat kita sulit untuk melihat ketinggiannya.
Tetapi
jika kalian menanyakan pendapat saya, maka menurut saya, kalaupun itu
bukan awan morning glory, saya percaya apa yang terlihat di foto itu
hanyalah formasi awan biasa yang kebetulan terlihat seperti badan ular
(karena efek pareidolia), bukan penampakan seekor ular naga.
Formasi
awan-awan yang kebetulan terlihat seperti seekor makhluk adalah hal
yang biasa terjadi, walaupun cukup langka. Coba lihat foto-foto di bawah
ini, apakah mirip dengan ular?
Sebenarnya misteri foto Parangtritis
dan foto naga Jilin bisa terpecahkan dengan mudah jika para saksi juga
memberikan informasi mengenai lama penampakan dan bagaimana citra itu
menghilang. Jika kedua "naga" yang ada di foto Parangtritis atau Jilin
menghilang perlahan-lahan dengan berubah menjadi bentuk yang tidak
teratur, maka bisa dipastikan kalau kedua "naga" itu sesungguhnya
hanyalah formasi awan biasa.
Namun jika kedua naga" tersebut bergerak seperti ular, maka mungkin itu memang naga yang sesungguhnya.
Selain
itu, dalam kasus foto Parangtritis, sang pemotret seharusnya juga
mengambil foto lain yang memperlihatkan ujung "naga" tersebut. Jika
tidak, maka foto ini bisa dengan mudah dianggap memenuhi unsur rekayasa
photoshop (warna "naga" yang berbeda dari warna sekitarnya cukup
menarik).
Namun, paling tidak, kalaupun objek
itu bukan rekayasa dan memang awan, maka kita pun bisa menyebutnya
sebagai sebuah "mukjizat" karena muncul pada lokasi dan waktu yang
tepat.
Sekali
lagi, saya tidak akan memutuskan untuk kalian apa yang harus kalian
percayai karena mungkin kita memiliki budaya dan kepercayaan yang
berbeda.
Nah,
sebelum saya mengakhiri tulisan ini, mari kita bermain-main dengan
pareidolia. Saya ingin menunjukkan sebuah foto kepada kalian. Ini dia:
Bisakah Anda memberitahukan kepada saya apa yang Anda lihat?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar