Perjalanan sejarah yang dimiliki oleh
bangsa China selalu menarik untuk dicermati dan dinikmati. Bagaimana
tidak, salah satu peradaban tertua, tertinggi, terjadi di daratan China
bahkan sebelum era masehi dimulai. Keindahan, kecantikan, serta
keteguhan yang terdapat di dalam sejarah dan literasi China membuktikan
apa yang terjadi saat itu, namun tidak semuanya jelas atau terperinci
ada beberapa peninggalan bangsa China Kuno yang masih menjadi misteri
hingga saat ini. Berikut uniknya.com merangkum 5 misteri abadi dari
negeri para dinasti China:
1. Kuda yang berkeringat darah
Kuda ferghana, juga dikenal sebagai kuda
China yang berkeringat darah, namun legenda ini merupakan salah satu
cerita tutur yang berasal dari dari luar daratan China. Berdasarkan
sebuah penelusuran, legenda ini berasal dari daratan Turkmenistan dan
masuk ke daratan China saat Dinasti Han berkuasa (25-220 Masehi) oleh
Zhang Qian, seorang yang mengemban tugas diplomasi untuk kekaisaran
China saat itu.
Kuda ferghana dalam bahasa China kemudian dikenal dengan sebutan kuda
Han Xue, karena kuda ini mengeluarkan keringat berwarna merah
menyerupa darah ketika berlari. Kuda xue berlari begitu kencang dalam
waktu lama, bahkan mampu menjelajahi jarak sejauh 4300 Km dengan waktu
tempuh 43. Sehingga kuda xue hanya digunakan untuk perjalanan jauh dan
medan perjalanan yang berat.
Kuda xue adalah sebuah legenda dan akan
tetap menjadi misteri. Namun mengenai warna keringatnya yang merah,
sebuah penelitian dilakukan oleh ilmuwan Jepang, dan mengatakan bahwa
fenomena tersebut diakibatkan oleh parasit yang melukai kulit kuda
tersebut setelah menghisap darah. Sehingga ketika kuda itu berlari akan
mengeluarkan keringat yang bercampur dengan darah.
2 Kalendar Gender China Kuno
Kalendar Kelahiran China Kuno, yang juga
dikenal dengan kalendar gender China, atau juga astrologi kelahiran
China. Kalendar tersebut merupakan sebuah perhitungan China Kuno untuk
mengetahui, memprediksi jenis kelamin bayi yang akan dilahirkan, dan
usia kalendar ini lebih dari 700 tahun. Beberapa orang mengatakan bahwa
perhitungan kalendar gender ini 90% akurat tepat. Namun zaman modern
seperti saat ini di daratan China sendiri, kalendar ini hanya digunakan
sebagai sarana hiburan saja.
Di masa lalu, masyarakat China percaya
dengan memiliki banyak anak lelaki berarti memiliki banyak tangan untuk
membantunya bekerja. Namun kemudian bergeser ketika masyarakatnya
percaya lebih menyukai memiliki anak perempuan karena dapat mengawinkan
mereka dengan lelaki dari kaum kaya, walaupun keinginan untuk memiliki
anak lelaki masih lebih dominan. Sehingga untuk memperoleh jenis kelamin
yang pasti akan kelahiran seorang bayi, bangsa China Kuno membuat
sebuah alat dan rumus perhitungan untuk memprediksi jenis kelamin bayi
kelak.
Perhitungan kalendar gender ini didasari
oleh fenomena bulan, ataupun kalendar bulan. Perhitungannya cukup
sederhana, yakni dengan menghitung kalendar bulan (tanggal lahir,hari
dsb) usia sang ibu saat hamil, kemudian disilangkan dengan perhitungan
waktu kelahiran nantinya. Lalu prediksi jenis kelamin si bayi akan
diketahui berdasarkan sebuah observasi terhadap perempuan yang
melahirkan bayi di usia yang sama, kemudian diteliti pula dominasi jenis
kelamin bayi yang dilahirkannya itu. Misalnya untuk ibu berusia 21
tahun dan mengalami kehamilan di bulan Januari, maka dapat diprediksikan
bahwa bayi yang dilahirkannya adalah seorang lelaki,karena berdasarkan
pengamatan bahwa rata-rata perempuan berusia 21 tahun, hamil di bulan
Januari, kebanyakan memiliki anak laki-laki.
3. Makam Cao Cao
Cao Cao adalah seorang negarawan, ahli
strategi, penyair yang popular di saat pemerintah Dinasti Han dari Timur
berkuasa. Bagaimanapun, lokasi makamnya masih menjadi sebuah misteri
selama ribuan tahun lamanya. Berdasarkan salah satu legenda, Cao Cao
sangat merencanakan mengenai kematian, sehingga menjaga agar makamnya
tidak mudah dihancurkan. Di hari kematian dan upacara pemakamannya,
sebanyak 72 rahib secara bersamaan keluar dari empat gerbang berbeda
menuju 72 lokasi pemakaman, sehingga artinya ada 71 kuburan yang palsu
ataupun umpan.
Bagaimanapun berdasarkan penemuan
arkeologi, menyatakan bahwa keberadaan makam Cao Cao sebenarnya berada
di Desa Xigaoxu, di wilayah Anyang, Provinsi Henan.
Sebuah pemakaman yang menutupi area
seluas 740 meter persegi. Memiliki lereng curam, serta dua ruang besar
utama dan empat ruang kecil. Jika dilihat dari angkasa, maka bentuk
keseluruhan akan menyerupai huruf “Jia”.
Walaupun demikian, pemakaman ini secara
resmi dinyatakan sebagai Makam Cao Cao, masih kontroversi mengenai
keaslian makam tersebut. Beberpa orang menyatakan mereka memiliki
bukti (di dalam makam ditemukan sebuah tugu batu yang mengatakan bahwa
Cao adalah pemiliki makam ini),untuk menyatakan makam ini asli. Namun
beberapa ragu dan menyatakan bahwa makam tersebut dibuat oleh para
pengoleksi ataupun penjual benda-benda antik.
4. Tugu Tak Bernama
Wu Zetian, adalah satu-satunya kaisar
perempuan yang pernah memerintah di dalam perjalanan sejarah China, ia
meninggal pada 705 M, di usia ke 82 tahun. Ia kemudian dimkamkan
berdampingan dengan Kaisar Gaozong di Komplek Pemakaman Qianling,yang
letkanya berada di Gunung Liangshan di wilayah Qinxian.
Qianling merupakan satu satunya komplek
pemakaman yang dihuni oleh dua jenazah kaisar, dan merupakan salah satu
makam terkuat dan teraman dari segi arsitektur. Qianling juga dikenal
sebagai makam yang aman dari para pencuri makam.
Namun tidak seperti makam-makam pembesar
China lainnya, di makam Wu Zetian, berdiri sebuah tugu batu tanpa nama
ataupun tulisan. Karena biasanya para pembesar China selalu mendirikan
tugu untuk menuliskan prestasi, di depan makamnya. Berbeda dengan tugu
batu miliki Kaisar Gaozong yang memiliki 8.000 kata, yang menyebutkan
prestasi kaisar di bidang pemerintahan, politik dan perang. Sehungga
tugu tanpa nama yang berdiri di depan makam Wu menjadi sebuah misteri,
kenapa ia mendirikan tugu tanpa satu kalimat pun?
Beberapa percaya bahwa Wu menginginkan
generasi China selanjutnya untuk memiliki penilaiannya tersendiri bagi
apa yang telah dilakukan Wu semasa hidupnya. Ada pula yang mengatakan
bahwa prestasi dan keberhasilan Wu melampaui kalimat yang bisa
dituliskan di atas tugu tersebut. Bahkan ada pula yang meyatakan bahwa
anak Kasiar Wu Zetian –Kaisar Zhong Zhong, tidak menyukai keputusan dan
tindakan yang dilakukan ibunya semasa hidup. Sehingga ia tidak
menuliskan prestasi dan pencapaian sang ibu, agar generasi China
berikutnya menilai siapa ibunya tersebut.
5. He Shi Bi
He Shi Bi, mungkin satu-satunya batu permata yang melegenda dan berharga dalam perjalan sejarah China.
Berdasarkan cerita legenda, batu ini
ditemukan oleh seseorang bernama Bian He sekitar 2.860 tahun lalu. Saat
itu ia sedang memotong batang pohon untuk dijadikan kayu bakar di
Pegunungan Jing, namun tiba-tiba ia menemukan sebuah batu giok yang
masih mentah kemudian menyerahkannya kepada Raja Li dan kemudian ke Raja
Wu keluarga Chu. Namun kemudian Bian He dianggap sebagai pencuri,
sehingga kedua kakinya dipotong. Dan ketika akhirnya Raja Wen
memerintah, ia memerintahkan seseorang untuk memotong batu permata
tersebut. Namun ternyata di dalam batu tersebut tidak ada apapun yang
berarti, hanya berupa batu giok yang terbelah menjadi kepingan. Batu
giok tersebut kemudian diberi nama sesuai nama sang penemu He Shi Bi
(kepingan giok He).
Namun sangat disayangkan, harta karun
tersebut dicuri dari keluarga Chu dan dijual ke Zhao. Pada 283 SM,
seorang raja ambisius, Zhaoxian keluarga Qin ditawari untuk berdagang
dan menukarkan 15 kota dan wilayah mereka untuk mendapatkan batu giok
tersebut. Bagaimanapun, perdana menteri Zhao mendapatkan bahwa Zhaoxiang
menolak untuk menyerahkan tanahnya, maka batu tersebut kembali dibawa
pulang dengan selamat.
Pada 221 SM, Qin menaklukan enam kota
dan batu giok tersebut jatuh ke tangan Qin. Di bawah kekuasan Qin
Shihuang, kaisar pertama China, batu tersebut dijadikan sebagai stempel
kerajaan, stempel tersebut dituliskan kata-kata yang menyatakan bahwa “
mandat ini berasal dari langit, Semoga kaisar berumur panjang dan
sejahtera.”
Namun setelah banyak melewati perjalanan
pemerintahan para raja dinasti China, tidak ada yang mengetahui perihal
hilangnya batu giok legendaris ini, tidak ada yang tahu bagaimana benda
ini bisa hilang.(**)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar