Sampah
organik dari pasar induk serta sampah sisa makanan dari kantin dan
restoran yang melimpah di Jerman kini diolah menjadi gas bio untuk
bahan bakar mobil.
Para pengendara mobil di Jerman yang
kini menghadapi masalah terus naiknya harga bensin. mengharapkan
terobosan energi alternatif yang murah dan ramah lingkungan. Salah satu
solusinya diteliti oleh Institut Fraunhofer untuk rekayasa interfacial
dan bioteknologi - IGB di Stuttgart, yang mengembangkan bahan bakar
alternatif gas bio dari sampah organik. Awal tahun 2012 para peneliti
memulai proyek instalasi gas bio ini. Sampah organik dipasok dari pasar
induk kota Stuttgart serta dari kantin kampus dekat lokasi. Proyek yang
diberi nama "Etamax" itu didukung dana dari kementrian pendidikan dan
riset Jerman sekitar 6 juta Euro. Pilihan menggunakan sampah organik
dan sampah makanan untuk memproduksi bahan bakar alternatif gas bio,
berlatar belakang pertimbangan praktis dan ekonomi. Riset pasar
menunjukkan, di Jerman sekitar separuh dari bahan pangan, tidak
dikonsumsi dan akhirnya mendarat di tempat sampah. Setiap tahunnya
sampah bahan pangan ini mencapai volume sekitar 20 juta ton. Sampah
organik itu merupakan potensi besar sebagai sumber
energi terbarukan, jika diolah dalam instalasi gas bio. Selain itu,
produksi energi alternatif dari sampah tidak akan menimbulkan masalah
kelaparan, seperti produksi bahan bakar ethanol dari jagung atau bahan
pangan lainnya. |
|
Proyek produksi bahan bakar gas bio dari sampah organik di Stuttgart itu, juga dipuji oleh perhimpunan pelindung lingkungan Jerman-NABU. Karena selama ini sampah organik dari pasar induk atau sampah makanan dari restoran dan kantin besar, kebanyakan hanya diolah menjadi kompos. Padahal potensi energi alternatif dari sampah organik itu jauh lebih besar. Walaupun memuji, direktur NABU di negara bagian Baden-Württemberg, dimana lokasi proyeknya berada, Bertholdt Frieß memperingatkan tren yang keliru, yakni naiknya permintaan atas sampah organik. "Sasaran sebenarnya justru menekan seminimal mungkin sampah pasar", tegasnya. Frieß menambahkan, pihaknya justru mendorong pengembangan mobil yang lebih hemat bahan bakar. Serta pengembangan sistem transportasi publik, untuk mengurangi penggunaan mobil pribadi. Ditekankannya, pengermbangan energi alternatif semacam itu, jangan sampai menyisihkan tema penghematan energi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar