Foto: Ist
Jika nantinya Juve juara, Federasi sepakbola Italia (FIGC) melalui wakil presidennya, Demetrio Albertini meminta manajemen Juve untuk tidak merayakannya dengan menyebut trofi scudetto itu adalah yang ke-30.
Ya, di atas lapangan Juve memang telah berhasil menggenggam trofi scudetto sebanyak 29 kali (30 jika musim ini juara). Namun, secara resmi, FIGC mencatat Juve baru 28 kali juara. Itu menyusul dicopotnya trofi scudetto Juve pada 2004-2005 dan 2005-2006 karena terbukti bersalah dalam skandal Calciopoli.
Namun, kubu Juve telah menegaskan bahwa mereka tidak mengakui hasil persidangan tersebut. Mereka tetap meyakini bahwa gelar scudetto musim ini akan jadi yang ke-30. Mereka pun akan tetap memasang ‘tiga bintang’ di kostum mereka pada musim depan, terlepas disetujui atau tidak oleh FIGC.
“Ada aturan dari sistem peradilan olahraga yang menentukan situasi anomali tertentu,” tutur Albertini dalam wawancara dengan majalah Panorama, dikutip Football-Italia, Rabu (25/4/2012).
“Di sini, saya tidak ingin menempatkan posisi siapa yang benar dan siapa yang salah. Saya hanya ingin mengambil contoh kasus Ben Johnson yang medali emas Olimpiadenya dicopot karena gagal lolos tes doping,” sambung mantan bintang AC Milan ini.
“Memasang logo tiga bintang di kostum (Juve) hanya akan jadi tindakan provokasi. Setiap orang memang bisa mengenakan jersey manapun yang mereka mau, karena itu hanya sebagai simbol gelar Scudetto dan Coppa Italia,” pungkasnya.
Memang, FIGC tidak bisa melarang Juve memasang tiga bintang di kostum mereka bila juara musim ini, karena PSSI-nya Italia itu sendiri tak punya aturan baku terkait hal tersebut.
Sekadar informasi, penggunaan bintang di kostum terjadi pada tahun 1958. Adalah Umberto Agnelli yang mencetuskan ide tersebut. Penggunaan tanda bintang dilakukannya sebagai penanda scudetto yang kesepuluh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar