Kalau lubang ozon sudah terpulihkan, apakah kemudian pemanasan global
bisa teratasi? Ternyata studi terkini menunjukkan pulihnya lubang ozon
di atas Antartika malah menyebabkan lebih banyak es mencair pada dekade
mendatang. Ketika lubang ozon pulih, pola angin yang melindungi interior
wilayah kutub dari udara yang hangat menjadi terbuka, mengakibatkan
Antartika menghangat, demikian juga kondisi yang lebih hangat dan kering
di Australia.
Kendati suhu global meningkat, interior Antartika mempunyai situasi
yang unik karena cenderung mendingin pada musim panas dan gugur selama
beberapa dasawarasa belakangan. Ilmuwan mengaitkan pendinginan tersebut
dengan adanya lubang pada lapisan ozon yang mempengaruhi pola sirkulasi
atmsofer dan memperkuat angin yang mengarah ke barat dan berputar-putar
di dalam benua Antartika. Angin tersebut mengisolasi interior Antartika
dari pola pemanasan, sebagaimana yang teramati pada semenanjuang
Antartika serta bagian lain dunia (Gb.1).
Upaya untuk mencegah terjadinya lubang pada ozon telah dilakukan
semenjak lama. Protokol Montreal tahun 1987 telah berhasil mengupayakan
pelarangan bahan-bahan perusak ozon, sehingga kerusakan yang lebih parah
bisa terhindarkan. Tetapi permasalahan tidak sesederhana itu. Studi
telah dilakukan pada dinamika antara ozon strastosfer dan kondisi
atmosfer dari tahun 1950 sampai akhir abad ke dua puluh; hasilnya
menunjukkan bahwa ketika tingkat ozon terpulihkan, lapisan bawah
stratosfer di atas Antartika – 10-20 km di atas permukaan BUmi – akan
menyerap radiasi ungu-ultra, dan menaikkan temperatur sampai 9 derajat
C, mengurangi gradien temperatur utara-selatan yang kuat. Kalau sudah
begitu, temperatur menjadi lebih ‘suam-suam kuku’ di Antartika,
bersamaan dengan itu, angin yang mengarah ke barat menjadi lebih lemah
dan menghasilkan temperatur yang lebih hangat dan kering di Australia
dan meningkatnya presipitasi di Amerika Selatan.
Model iklim, sebagaimana yang dipergunakan oleh IPCC
(Intergovernmental Panel on Climate Change’s) tidak memperhitungkan
detil mengenai kimiawi ozon. Banyak model tidak menyertakan situasi pada
30 km di atas permukaan Bumi, sementara untuk menjelaskan stratosfer
itu paling tidak membutuhkan ketinggian sampai 60 km. Tentu saja ini
menjadi tantangan bagi ilmuwan yang bekerja pada analisis iklim untuk
memperhitungkan perubahan ozon dari pengurangan sampai penyembuhannya
selama abad dua puluh dan dua puluh satu.
Jika didapatkan umpan-balik bahwa ternyata pencairan es berdasarkan
model yang ada masih kurang tepat, maka tingkat aman karbon-dioksida
yang ditetapkan selama ini juga salah. Produktivitas biologi di lautan
ditentukan oleh pola sirkulasi lautan dan atmosfer, sehingga studi
mendatang harus bisa menggandeng sekaligus dinamika lautan pada kimiawi
ozon dan iklim.
Ketika Es Antartika Terancam Oleh Pulihnya Lubang Ozon
Senin, 19 Maret 2012
Label:
Tips Info Astronomi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar