Menopause (biasa juga disebut klimakterik) adalah sebuah tahap dalam
siklus reproduksi wanita dimana indung telur tidak lagi memproduksi
hormon estrogen yang menyebabkan sistem reproduksi secara bertahap
berhenti. Terjadinya perubahan tersebut menyebabkan tubuh melakukan
penyesuaian dan menciptakan gejala-gejala vasomotor seperti hot flushes
(rasa panas) dan palpitasi.
Rasa panas umumnya dirasakan wanita menopause pada bagian dada, leher
dan wajah yang disertai keringat yang sangat banyak. Diperkirakan tiga
dari empat wanita mengalami rasa panas ini dengan variasi waktu yang
berbeda-beda. 85% wanita mengaku merasakan rasa panas selama satu tahun
dan 25% merasakannya sampai 5 tahun. Dan hampir semua wanita yang
mengalaminya setuju menganggap rasa panas tersebut sebagai sebuah bentuk
gangguan.
Jika anda adalah salah satu wanita yang merasakan gejala rasa panas tersebut, jangan keburu mencari cara meredakan gejala menopause yang sedang anda alami, hasil penelitian berikut ini mungkin akan membuat anda senang.
Sebuah penelitian terbaru yang dirilis pada 24 Februari 2011 dalam
edisi online Jurnal Menopause mengungkapkan fakta sebaliknya. Penelitian
tersebut melaporkan bahwa wanita-wanita menopause yang
merasakan panas dan berkeringat di malam hari memiliki risiko yang lebih
rendah menderita penyakit jantung, stroke dan kematian mendadak.
“Perasaan mereka mungkin terganggu tapi rasa panas itu tidak selalu berarti buruk”, ucap Emily Szmuilowicz, MD, seorang pakar endokrinologi sekaligus ketua penelitian tersebut. “Meskipun
penelitian terdahulu melaporkan adanya peningkatan risiko penyakit
jantung, tekanan darah dan kolesterol pada wanita menopause, hasil
aktual penelitian kami justru sebaliknya”.
Szmuilowicz melakukan penelitian tersebut bersama dengan JoAnn
Manson, MD, DrPH dan Ellen Seely, MD dari Harvard Medical School,
penelitian dilakukan dengan mereview informasi medis dari 60.000 wanita
yang terdaftar dalam Women’s Health Initiative Observational Study
selama 10 tahun, tujuannya untuk menentukan hubungan antara gejala
menopause dengan sistem kardiovaskular.
Subyek dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu wanita yang
mengalami rasa panas dan berkeringat di malam hari pada awal menopause,
pada masa menopause, selama dua periode waktu, dan yang tidak
merasakannya sama sekali.
“Kami menemukan bahwa wanita yang mengalami gejala panas saat
mereka mulai memasuki menopause memiliki efek kardiovaskular lebih
sedikit dibandingkan dengan mereka yang mengalami rasa panas tapi
terlambat atau yang tidak merasakannya sama sekali,” kata Szmuilowicz.
Hasil penelitian ini sangat signifikan karena selama ini ada
kekhawatiran bahwa gejala menopause muncul dari ketidakstabilan yang
terjadi di dalam pembuluh darah yang berpotensi menimbulkan risiko
masalah vaskuler pada wanita.
“Hal ini meyakinkan kita bahwa gejala-gejala panas dan keringat
yang dialami wanita tersebut tidak berhubungan dengan peningkatan risiko
penyakit kardiovaskular,” ujar Szmuilowicz. Dia dan timnya
mengatakan penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk memahami
mekanisme yang terjadi, Szmuilowicz juga mengatakan bahwa ini adalah
kabar baik bagi jutaan wanita yang mengeluhkan rasa panas ini.
“Rasa panas dan keringat mungkin sangat mengganggu tapi dengan
adanya temuan bahwa rasa panas tersebut adalah juga berarti risiko
penyakit jantung semakin jauh, mungkin bisa membuat mereka lebih
tenang,” ucap Szmuilowicz.
Rasa Panas Saat Menopause Pertanda Risiko Penyakit Jantung Rendah
Senin, 19 Maret 2012
Label:
Tips Kesehatan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar