Rasa Panas Saat Menopause Pertanda Risiko Penyakit Jantung Rendah

Senin, 19 Maret 2012

Share This Article On :
Menopause (biasa juga disebut klimakterik) adalah sebuah tahap dalam siklus reproduksi wanita dimana indung telur tidak lagi memproduksi hormon estrogen yang menyebabkan sistem reproduksi secara bertahap berhenti. Terjadinya perubahan tersebut menyebabkan tubuh melakukan penyesuaian dan menciptakan gejala-gejala vasomotor seperti hot flushes (rasa panas) dan palpitasi.
Rasa panas umumnya dirasakan wanita menopause pada bagian dada, leher dan wajah yang disertai keringat yang sangat banyak. Diperkirakan tiga dari empat wanita mengalami rasa panas ini dengan variasi waktu yang berbeda-beda. 85% wanita mengaku merasakan rasa panas selama satu tahun dan 25% merasakannya sampai 5 tahun. Dan hampir semua wanita yang mengalaminya setuju menganggap rasa panas tersebut sebagai sebuah bentuk gangguan.
Rasa panas dan keringat saat menopause pertanda risiko penyakit jantung rendah
Rasa panas saat menopause
Jika anda adalah salah satu wanita yang merasakan gejala rasa panas tersebut, jangan keburu mencari cara meredakan gejala menopause yang sedang anda alami, hasil penelitian berikut ini mungkin akan membuat anda senang.
Sebuah penelitian terbaru yang dirilis pada 24 Februari 2011 dalam edisi online Jurnal Menopause mengungkapkan fakta sebaliknya. Penelitian tersebut melaporkan bahwa wanita-wanita menopause yang merasakan panas dan berkeringat di malam hari memiliki risiko yang lebih rendah menderita penyakit jantung, stroke dan kematian mendadak.
“Perasaan mereka mungkin terganggu tapi rasa panas itu tidak selalu berarti buruk”, ucap Emily Szmuilowicz, MD, seorang pakar endokrinologi sekaligus ketua penelitian tersebut. “Meskipun penelitian terdahulu melaporkan adanya peningkatan risiko penyakit jantung, tekanan darah dan kolesterol pada wanita menopause, hasil aktual penelitian kami justru sebaliknya”.
Szmuilowicz melakukan penelitian tersebut bersama dengan JoAnn Manson, MD, DrPH dan Ellen Seely, MD dari Harvard Medical School, penelitian dilakukan dengan mereview informasi medis dari 60.000 wanita yang terdaftar dalam Women’s Health Initiative Observational Study selama 10 tahun, tujuannya untuk menentukan hubungan antara gejala menopause dengan sistem kardiovaskular.
Subyek dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu wanita yang mengalami rasa panas dan berkeringat di malam hari pada awal menopause, pada masa menopause, selama dua periode waktu, dan yang tidak merasakannya sama sekali.
“Kami menemukan bahwa wanita yang mengalami gejala panas saat mereka mulai memasuki menopause memiliki efek kardiovaskular lebih sedikit dibandingkan dengan mereka yang mengalami rasa panas tapi terlambat atau yang tidak merasakannya sama sekali,” kata Szmuilowicz.
Hasil penelitian ini sangat signifikan karena selama ini ada kekhawatiran bahwa gejala menopause muncul dari ketidakstabilan yang terjadi di dalam pembuluh darah yang berpotensi menimbulkan risiko masalah vaskuler pada wanita.
“Hal ini meyakinkan kita bahwa gejala-gejala panas dan keringat yang dialami wanita tersebut tidak berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular,” ujar Szmuilowicz. Dia dan timnya mengatakan penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk memahami mekanisme yang terjadi, Szmuilowicz juga mengatakan bahwa ini adalah kabar baik bagi jutaan wanita yang mengeluhkan rasa panas ini.
“Rasa panas dan keringat mungkin sangat mengganggu tapi dengan adanya temuan bahwa rasa panas tersebut adalah juga berarti risiko penyakit jantung semakin jauh, mungkin bisa membuat mereka lebih tenang,” ucap Szmuilowicz.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright 2010-2011 Media Pengetahuan All Rights Reserved.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.