
[AkhirZaman.Org] Adalah sangat mendesak bagi anda dan saya untuk memiliki satu pemahaman yang jelas tentang peristiwa-peristiwa akhir zaman. Tuhan Surgawi menginginkan agar kita memiliki informasi ini, sehingga Ia menuliskannya di dalam Alkitab dan Roh Nubuat. Kita sangat perlu menggali informasi dan mengumpulkannya bersama-sama. Seri pelajaran-pelajaran ini melakukan hal tersebut, yang didasarkan pada kumpulan yang terlengkap tentang pernyataan-pernyataan Roh Nubuat tentang peristiwa-peristiwa terakhir yang pernah dikumpulkan.
Seri pelajaran ini akan memberikan anda 
suatu pandangan ringkas tentang peristiwa-peristiwa ini, sehingga anda 
dapat mempelajarinya dengan mudah. Namun lebih daripada itu: anda dapat 
membagikannya dengan sahabat dan orang-orang yang terkasih, sehingga 
mereka juga dapat belajar lebih banyak tentang peristiwa-peristiwa 
mengejutkan yang akan segera terjadi di dunia kita ini.
Keputusan-keputusan yang kita buat saat 
ini, serta perkataan dan tindakan yang menyertainya, akan sangat 
mempengaruhi apa yang akan kita lakukan ketika krisis terakhir 
tiba-tiba melanda kita semua. Sudah mendesak bagi kita untuk belajar 
sekarang dan, de-ngan iman di dalam Kristus, secara seksama menuruti apa
 yang dituliskan di dalam Alkitab dan Roh Nubuat. Pemikiran saya  adalah
 bahwa pelajaran-pelajaran ini dan tulisan-tulisan yang menjadi dasarnya
 akan membantu anda dan orang-orang yang anda kasihi menjadi lebih siap 
menghadapi apa akan yang akan segera terjadi di atas bumi ini.
Marilah kita sekarang memulainya. Marilah kita mempertim-bangkan—LIMA TONGGAK PERISTIWA —yang hendak terjadi antara kita dan kekekalan.
Jalan termudah untuk mempelajari suatu 
informasi adalah ketika anda memiliki informasi lain yang berkaitan 
dengan itu. Semua peristiwa-peristiwa akhir zaman berhubungan satu sama 
lain dengan lima peristiwa kunci. Inilah peristiwa-peristiwa tersebut:
1. Hukum Hari Minggu nasional Amerika Serikat
2. Penutupan pintu kasihan secara umum
3. Suara Tuhan
4. Kedatangan Kristus kedua kali.
5. Kedatangan Kristus ketiga kali.
Kelompok pertama dari 
peristiwa-peristiwa akhir zaman ini di-mulai dengan peristiwa-peristiwa 
yang melemparkan kita ke dalam hukum hari Minggu nasional, dan beberapa 
peristiwa yang mengikutinya. Kelompok peristiwa ini akan berakhir dengan
 penutupan pintu kasihan secara umum. Semua peristiwa ini, yang terjadi 
sebelum penutupan pintu kasihan secara umum, adalah sangat penting bagi 
kita dan bagi seluruh dunia.
Krisis ini sendiri akan menuju kepada 
pelaksanaan hukum hari Minggu nasional yang ketat. Peristiwa ini akan 
melontarkan kita ke dalam penyelesaian permasalahan-permasalahan manusia
 di masa depan. Semua peristiwa lainnya di seputar itu akan mengacu 
kepada saat itu.
Hukum Hari Minggu nasional itu akan 
segera menjalankan sejumlah kejadian-kejadian penting lainnya. Maka, 
banyak bagian dalam pelajaran ini menghubungkan hukum ini dengan 
peristiwa-peristiwa lain sebelum dan sesudahnya yang berhubungan, dan 
dengan banyak lagi peristiwa-peristiwa lainnya.
TINJAUAN SINGKAT BAGAIMANA HUKUM ITU AKAN DIMULAI
Pelanggaran terhadap sepuluh hukum oleh orang-orang se-cara pribadi, keluarga, bisnis, dan pemerintah selama puluhan tahun telah menghasilkan ketidakbermoralan, tidak ada tanggung jawab fiskal, kekacauan, kejahatan, teror dan pertumpahan darah.
 Permasalahan yang menggunung ini akan menggiring bangsa ini [AS] dan 
kemudian seluruh dunia kepada penerapan secara keras akan hukum-hukum 
hari Minggu pemerintah.
Ketika kemerosotan mencapai suatu titik 
tertentu, Setan akan diizinkan untuk bekerja secara lebih terbuka. 
Karena putus asa menginginkan kekuasaan, orang-orang gereja akan 
menyambut suatu kegembiraan yang aneh yang tampaknya sedang bekerja di 
dalam gereja-gereja. Roh-roh jahat akan memberi petunjuk kepada para 
pemimpin tersebut dengan gagasan bahwa satu-satunya penyelesaian adalah 
pemeliharaan hari Minggu yang diperintahkan oleh negara. Tentang masalah pengesahan hari Minggu ini, gereja-gereja Protestan yang telah sesat dan Vatikan akan mendapati diri mereka semakin dekat selaras dibandingkan sebelumnya.
Kekuatan spiritisme yang menjadi 
dasarnya akan memaksa Ka-tolikisme dan gereja-gereja Protestan yang 
telah jatuh untuk mengesampingkan perbedaan-perbedaan mereka dan 
membentuk satu persatuan kerjasama yang erat untuk mencapai 
tujuan-tujuan bersama. Kesediaan mereka untuk masuk ke wilayah 
permasalahan hari Minggu akan membawa kepada persetujuan akan 
manifestasi-manifestasi spiritisme. Meskipun didasarkan atas 
penampakan-penampakan dangkal dan tingkatan emosional yang tinggi, 
kegembiraan yang penuh kuasa akan diterima sebagai bukti bahwa 
pemeliharaan hari Minggu adalah kehendak Tuhan bagi bangsa-bangsa. 
Kesadaran bahwa kekuatan tersembunyi tersedia ketika mereka mengusahakan
 hukum hari Minggu, akan membisikkan kepada mereka untuk maju membentuk 
suatu kesatuan denominasi yang mantap, mewakili jutaan anggotanya, yang 
berketetapan untuk memaksa Kongres AS untuk memberlakukan sebuah hukum 
hari Minggu yang mengikat.
Sebuah koalisi gereja-gereja Protestan 
akan memimpin dalam menekan para politisi, yang juga sedang putus asa 
mencari jawaban—untuk memberlakukan sebuah hukum hari Minggu.  Hukum itu
 pada mulanya akan diterapkan sebagai sebuah pilihan politik; 
yaitu, para politisi sekuler (duniawi) akan menerapkannya demi 
peningkatan hak beragama, karena mengira bahwa yang mereka lakukan 
adalah memenuhi pilihan politik yang lain. Mereka tidak menyadari bahwa 
mereka telah membuka pintu kepada sesuatu, yang ketika itu telah masuk, 
mereka tidak akan dapat menguasainya.
Akan tetapi penerapan hukum tersebut 
tiba-tiba akan secara dramatis mengubah segala sesuatu! Ini akan membuka
 pintu-pintu banjir manifestasi Setan bukan hanya terhadap Amerika 
Serikat, melainkan seluruh dunia.  Dan kita tiba-tiba akan terlempar ke 
dalam krisis terakhir. Sekitar empat lusin peristiwa akan segera 
mengikuti, yang akan membawa kita kepada kedatangan Kristus yang kedua 
kali.
Sebuah pertanyaan penting adalah begini:
 Apakah yang akan menjadi peristiwa pertama di dalam peristiwa-peristiwa
 akhir zaman yang akan membawa kepada kedatangan Kristus yang kedua 
kali?
Apakah yang akan menjadi peristiwa khusus, yang akan melemparkan kita ke dalam hukum hari Minggu?
Memang benar bahwa ada banyak peristiwa 
lain yang diramalkan baik mendahului maupun mengikuti 
peristiwa-peristiwa selama krisis terakhir. Ini meliputi perang dan 
berita-berita tentang perang, konflik keuangan dan ras, bencana-bencana 
alam, dan krisis di kota-kota.  Akan tetapi, ada peristiwa-peristiwa 
tertentu, yang kita sebut “peristiwa-peristiwa penutupan.” Apakah 
peristiwa yang pertama dari peristiwa-peristiwa penutupan tersebut? 
Marilah kita sekarang melihat kepada:
PERISTIWA 1: KEGEMBIRAAN (SUKARIA)
Peristiwa pertama ini adalah suatu kegembiraan yang tidak bia-sa di dalam gereja-gereja pemelihara hari Minggu. Bacalah: Early Writings, hlm. 261:
“Saya melihat bahwa Tuhan memiliki anak-anak yang jujur di antara orang-orang Advent dan gereja-gereja yang telah jatuh, dan sebelum bala-bala ditumpahkan,
 para pendeta dan orang-orang akan dipanggil keluar dari gereja-gereja 
tersebut dan akan dengan sukacita menerima kebenaran. Setan mengetahui 
hal ini; dan sebelum seruan nyaring malaikat ketiga diberikan, ia
 membangkitkan suatu kegembiraan dalam badan-badan keagamaan, dan 
orang-orang yang telah menolak kebenaran mengira bahwa Tuhan ada bersama
 mereka. Ia berharap dapat menipu orang-orang yang jujur dan 
menggiring mereka untuk berpikir bahwa Tuhan masih bekerja bagi 
gereja-gereja.”—Early Writings, 261:1.
Kita akan membahas kemudian, bahwa hujan akhir akan datang pada awal seruan nyaring; dan sesaat setelah hukum hari Minggu.
 Namun kebangunan rohani tandingan yaitu hujan akhir palsu dari Setan 
akan mendahului hujan akhir yang sejati kepada umat Tuhan. Hujan akhir 
palsu ini akan tampak seolah-olah berkat Tuhan turun kepada 
gereja-gereja yang durhaka. Setan akan menggunakannya untuk melebarkan 
pengaruhnya terhadap dunia Kristen.  Kebangunan rohani tandingan ini 
akan menjadi peristiwa pertama; peristiwa yang melontarkan bangsa kita 
ke dalam hukum hari Minggu.
Berikut ini adalah urutan empat peristiwa khusus:
1. Kebangunan rohani tandingan yang palsu
2. Hukum hari Minggu
3. Hujan akhir
4. Seruan nyaring.
Berikut ini adalah pernyataan penting kedua: Great Controver-sy, 464 (Kemenangan Akhir)
“Sebelum kedatangan penghakiman Tuhan yang terakhir ke bumi, akan ada, di antara umat Tuhan, suatu kebangunan rohani seperti kesalehan mula-mula yang belum pernah disaksikan
 sejak zaman para rasul. Roh dan kuasa Tuhan akan dicurahkan kepada 
anak-anakNya. Banyak orang, baik para pendeta maupun orang banyak, akan 
dengan sukacita menerima kebenaran-kebenaran besar tersebut yang telah 
diperintahkan Tuhan untuk dikumandangkan pada masa kini, untuk mempersiapkan suatu umat bagi kedatangan Tuhan yang kedua kali.
 Musuh jiwa-jiwa menginginkan untuk menghalangi pekerjaan ini; dan 
sebelum masanya bagi gerakan seperti ini akan terjadi, ia akan 
mengusahakan untuk mencegahnya, dengan memperkenalkan suatu tandingan. 
Di dalam gereja-gereja yang da-pat diperdayainya dengan kuasa 
penipuannya, ia akan menjadikannya tampak seperti berkat istimewa dari 
Tuhan sedang dicurahkan; akan ada penyataan yang dikira adalah minat 
keagamaan yang besar. Banyak orang akan bersukaria mengira bahwa Tuhan 
bekerja dengan penuh mujizat bagi mereka, padahal itu adalah pekerjaan 
roh yang lain. Di bawah penyamaran keagamaan, Setan akan berusaha untuk 
memperluas pengaruhnya di dalam dunia Kristen.—Great Con-troversy, 464:2.
Akan tetapi—
Mengapa Itu Menggembirakan?
Kita mempelajari dari dua pernyataan yang telah kita baca.
Pertama—Itu adalah suatu 
kegembiraan.  Kedua—itu terjadi di antara “gereja-gereja yang telah 
ja-uh,” di antara “orang-orang Advent nominal,” “di dalam badan-badan 
keagamaan yang telah menolak kebenaran,” dan “di dalam gereja-gereja 
yang dapat diperdayai oleh Setan dengan kekuatan penipuannya.”
Apakah yang menyebabkan kegembiraan tersebut?
1. Itu adalah suatu pencurahan suatu roh tandingan yang terjadi sebelum hujan akhir yang sejati.
2. Itu akan tampak sebagai berkat istimewa dari Tuhan sedang dicurahkan.
3. Itu dikira oleh banyak orang bahwa suatu minat keagamaan baru yang besar telah terjadi.
4. Mereka mengira bahwa Tuhan sedang bekerja dengan mujizat penuh bagi mereka.
Tentu saja semua yang mengingatkan kita kepada gereja-gereja perayaan (celebration)—yang
 menunjukkan kepada kita bahwa itu semua adalah amat  penting, dan 
sangat berbahaya. Kita tidak boleh terlibat dengan semua ini. Sesuatu 
seperti ini akan tiba-tiba meletus ke dalam suatu kegembiraan yang besar
 yang akan disukai masyarakat umum sehingga Kongres AS akan menyerah 
kepada tuntutan gereja-gereja Protestan tentang sebuah hukum hari 
Minggu.
Mengapakah gereja-gereja menyambut kegembiraan ini?
1. Akan ada suatu kekuatan 
supernatural (adikodrati), yang akan memberikan pengaruh yang lebih 
besar kepada gereja-gereja ini terhadap orang-orang sekuler (duniawi).
2. Akan ada kegembiraan emosional yang besar dan penyem-buhan-penyembuhan.
3. Akan tetapi, yang teramat penting 
bagi mereka,—akan ada juga pertumbuhan gereja pertumbuhan yang besar 
dalam jumlah kehadiran dan keanggotaan. Tandailah ini: kegembiraan ini 
akan tampak menyebabkan pertumbuhan gereja, dan ini akan disebut dengan 
“kuasa Tuhan yang besar.”
Waspadalah! Waspadalah! Setiap 
denominasi atau gereja lokal yang mencoba menggunakan kegembiraan untuk 
menambah keanggotaan adalah sedang berada di wilayah yang berbahaya.  
Dan sebaliknya, setiap organisasi keagamaan yang rela melakukan apapun 
termasuk mengorbankan standar dan keyakinan gereja untuk memperoleh 
lebih banyak anggota adalah sedang berada di wilayah yang berbahaya!
Setiap gereja yang melakukan hal seperti
 ini tidak akan lama lagi dikalahkan oleh Setan, kecuali jikalau gereja 
itu bertobat dan kembali kepada praktek-praktek yang benar. Ia akan 
menjadi “salah satu dari gereja-gereja yang dapat diperdayai oleh Setan 
di bawah pengaruh penipuannya.”
Berikut ini adalah suatu nubuatan senada tentang apa yang akan terjadi pada akhir zaman, sebelum penutupan pintu kasihan:
Kita diberitahukan  bahwa akan ada sorak sorai, drum, musik dan tari-tarian.
“Tentang perkara-perkara yang telah anda
 ceritakan telah terjadi di Indiana, Tuhan telah menunjukkan kepada saya
 akan terjadi sesaat sebelum penutupan pintu kasihan. Segala hal 
yang kasar akan dipertunjukkan. Akan ada teriakan, dengan drum, musik 
dan tari-tarian. Pikiran-pikiran makhluk yang bernalar akan menjadi 
begitu kacau sehingga mereka tidak dapat dipercaya untuk membuat 
keputusan-keputusan yang benar.
“Suatu kegaduhan bunyi-bunyian 
mengejutkan pikiran dan menyesatkan pikiran, yang jikalau dilakukan 
dengan benar mungkin dapat menjadi berkat. Kuasa-kuasa agen-agen 
setan bergabung dengan kegaduhan dan kebisingan untuk mengadakan 
karnaval, dan ini disebut dengan pekerjaan Roh Kudus. Perkara-perkara yang telah terjadi di masa lalu akan terulang lagi di masa depan. Setan akan menjadikan musik sebagai sebuah perangkap melalui cara bagaimana itu dilakukan.”—2 Selected Messages 36:23, 38:1.
Maka setidaknya ada empat faktor yang mengambil bagian da-lam kegembiraan tersebut:
1. Kuasa Setan melalui pencurahan roh tandingan yang palsu.
2. Kegembiraan emosional yang besar dan yang akan kita pelajari kemudian penyembuhan-penyembuhan.
3. Minat keagamaan yang besar, dan penambahan jumlah keanggotaan gereja yang besar.
4. Drum dan musik liar yang disebut dengan “pekerjaan Roh Kudus.” Namun ada faktor yang kelima:
5. Kegembiraan itu akan menyatukan gereja-gereja.
Kegembiraan Iblis Mempersiapkan Persatuan Gereja-Gereja
Sekarang muncul pertanyaan:Bagaimanakah 
kita dapat me-ngetahui bahwa kegembiraan ini adalah peristiwa kunci yang
 perta-ma yang akan membawa kepada peristiwa-peristiwa akhir lainnya?
Kita dapat mengetahuinya karena dua alasan:
Pertama—Kita dapat mengetahui 
bahwa akan ada kegembira-an—banyak sekali—di dalam gereja-gereja, dari 
persatuan gereja-gereja dan berlanjut hingga penutupan pintu kasihan dan
 berlanjut te-rus hingga Suara Tuhan dikumandangkan. 
Pernyataan-pernyataan tentang hal ini adalah jelas. Awal dari 
kegembiraan itu terjadi sesaat sebelum hukum hari Minggu. INILAH awal dari kegembiraan terse-but! Kedua—kegembiraan inilah, yang membawa kepada persatuan gereja-gereja!
Akan tetapi ada sesuatu yang lain yang 
dicapai oleh kegembi-raan ini; sesungguhnya sesuatu yang membantu 
membuat kegem-biraan tersebut! Secara amat nyata, kegembiraan itu 
adalah awal dari penyatuan oleh kuasa-kuasa spiritisme, Protestantisme, 
dan Katolikisme untuk bertepuk tangan bersama!
Seruan nyaring, yang akan mulai segera 
sesudahnya, akan membawa peringatan kepada seluruh dunia bahwa dunia 
harus taat kepada sepuluh hukum Tuhan yang kudus—dan tidak menguduskan 
hari Minggu, sebagaimana yang diperintahkan oleh hukum hari Ming-gu. 
Akan tetapi, sesaat sebelum seruan nyaring itu, Setan akan membangkitkan
 kegembiraan di dalam gereja-gereja yang telah jatuh yang akan 
mempersatukan mereka di dalam pencapaian tujuan-tuju-an tertentu.
Marilah kita sekarang memperhatikan:
PERISTIWA 2: PERSATUAN TIGA KUASA
Pertama-tama, apakah tiga kuasa tersebut?
Itu adalah suatu persatuan keagamaan dari tiga kelompok uta-ma: gereja-gereja
 Protestan pemelihara hari Minggu, gereja Ka-tolik Roma, dan berbagai 
unsur dan manifestasi dari Spiritisme (juga disebut dengan 
“Spiritualisme”). Ketiga kekuatan ini akan  bersatu dalam tujuan 
bersama memberlakukan undang-undang yang memaksakan satu ajaran 
keagamaan yang penuh kesalahan. Persa-tuan yang korup ini akan pertama-tama terbentuk di AS.
 Setelah mencapai sukses di negara tersebut, mereka secara berhasil akan
 segera memaksakan aturan pemerintahan yang serupa  di negara-negara 
lain. Segera setelah hukum itu diberlakukan di suatu negara, 
pemerintahnya akan membentuk patung—yaitu, patung binatang ter-sebut.
Manusia telah mencoba selama lebih dari 
satu abad untuk me-nyatukan gereja. Namun satu peristiwa yang akhirnya 
akan melaku-kannya adalah suatu kuasa mengejutkan dari bawah. Ini akan 
mem-bangkitkan suatu kegembiraan yang penuh semangat di dalam 
gere-ja-gereja.
Pada akhirnya, akan tampak bahwa dunia akan masuk ke dalam gereja-gereja!
Ingatlah ini: Ketika manusia menerapkan prinsip-prinsip yang salah untuk memperoleh kuasa dan otoritas, mereka meng-undang penguasaan iblis.
Kemudian iblis diizinkan untuk bekerja 
sekehendak hatinya. Dalam hal ini, mereka akan membawa kegembiraan yang 
besar, dan manusia akan mengartikannya sebagai spiritualitas yang lebih 
dalam dan perkenan dari Tuhan.
Kemudian iblis akan membisikkan dua hal yang harus dilaku-kan untuk menyenangkan Tuhan:
Pertama—Persatukan gereja-gereja.  Kedua—Persatukan mereka dalam ajaran-ajaran tertentu. Persatuan ajaran inilah yang akan “mempersatukan gereja-gereja.”
Maka, bagaimanakah gereja-gereja dapat bersatu dalam ajar-an-ajaran itu? Mereka akan bersatu dalam ajaran-ajaran itu—me-lalui pemberlakuan hukum-hukum hari Minggu.
Gereja-gereja manakah yang akan  bersatu? Gereja-gereja pemelihara hari Minggu di dunia Kekristenan: gereja-gereja Pro-testan, Katolik, gereja-gereja Ortodoks. 
Sekarang marilah kita mempertimbangkan:
Persatuan Gereja-Gereja Protestan Dan Katolik
Kita mengatakan bahwa akan ada suatu 
“persatuan tiga kua-sa.” Ya, persatuan tiga kuasa, namun di mata 
manusia, ini akan tam-pak sebagai persatuan dua kekuatan. Meskipun 
kekuatan-kekuatan Spiritisme akan memberi kuasa akan apa yang harus 
dilakukan, akan tetapi agen-agen manusialah, yaitu Protestan dan Katolik—yang
 akan melakukannya. Sebagaimana wataknya yang licik, Setan akan 
memamerkan kuasanya yang besar, tanpa menyatakan sumbernya. Krisis 
akan terjadi ketika orang-orang Protestan dan Katolik ber-satu untuk 
memaksa pemerintah-pemerintahan untuk memberla-kukan hukum-hukum hari 
Minggu yang keras. Beginilah betapa dekatnya persatuan ini akan mengikat mereka bersama:
Pertama, akan ada suatu persekutuan. - “Protestantisme
 akan mengulurkan tangan persekutuan kepada kuasa Roma. Ke-mudian akan 
ada suatu hukum melawan Sabat ciptaan Tuhan, dan kemudian bahwa Tuhanlah
 yang dika-takan melakukan “pekerjaanNya yang asing” di bumi.”—7 Bible Commentary 910/ 2:0-1.
Kedua, akan ada suatu persatuan. - “Dunia yang mengaku Protestan akan membentuk suatu per-satuan dengan manusia berdosa, dan gereja dan dunia akan se-laras dalam kesalahan.”—7 Bible Commentary, 975/2:2.
Ketiga, dengan menggunakan negara untuk mencapai tujuan-tujuan mereka, kepausan dan Protestan akan bersatu. - “Gereja menghimbau bala tentara kekuatan sipil yang kuat, dan dalam pekerjaan inilah kepausan dan Protestan bersatu.”—Great Controversy, 607:1 (Kemenangan Akhir).
Dua Ajaran Penuh Kuasa Yang Mempersatukan
Apakah ajaran-ajaran yang akan mempersatukan gereja-gere-ja? Ini juga lebih dari satu: apakah itu?
Kita perlu memahami ini: Landasan bagi persatuan mereka adalah JUGA landasan bagi kuasa mereka. Yaitu dua keyakinan yang bersifat ajaran.
“Ketika gereja-gereja utama di AS, yang bersatu dalam butir-butir ajaran yang sama-sama mereka yakini,
 akan mempengaruhi negara untuk memaksakan undang-undang dan untuk 
mempertahan-kan lembaga-lembaga mereka, maka Amerika Protestan telah 
menja-di patung bagi hirarki Roma, dan pemberlakuan hukum sipil terhadap
 para pembangkang akan menjadi akibatnya.”—Great Controversy, 445:1.
“Keberagaman yang besar dalam keyakinan 
di dalam gereja-gereja Protestan dipandang oleh banyak orang sebagai 
bukti nyata bahwa tidak akan pernah ada usaha yang berhasil untuk 
mempersa-tukan secara paksa. Akan tetapi selama bertahun-tahun, di dalam
 ge-reja-gereja dengan iman Protestan, telah ada suatu perasaan yang 
kuat yang semakin  bertumbuh untuk menerima suatu persatuan yang didasarkan atas butir-butir persamaan ajaran.
 Untuk me-mungkinkan persatuan tersebut, perbincangan tentang 
perkara-per-kara yang tidak disetujui—betapapun pentingnya dipandang 
dari sisi Alkitab—haruslah dikesampingkan.”—Great Controversy, 444:2.
Jangan salah paham: Gereja-gereja ini 
tiba-tiba akan menjadi pemimpin kekuatan yang sebelumnya tidak pernah 
mereka miliki! Ke-kuatan terhadap orang banyak dan segera mereka akan 
mengetahui kekuatan terhadap Kongres. Ini adalah kuasa dari Setan karena
 per-satuan mereka dalam hal dua ajaran khusus.
“Melalui dua kesalahan besar, yaitu kekekalan jiwa dan keku-dusan hari Minggu, Setan akan membawa banyak orang ke dalam penipuannya. Sementara ajaran yang pertama menjadi landasan ba-gi Spiritualisme, ajaran yang kedua menciptakan ikatan simpati de-ngan Roma.”—Great Controversy, 588:1.
Ajaran yang pertama: Kesalahan 
pemersatu yang pertama adalah kepercayaan bahwa manusia akan terus hidup
 dalam wujud roh setelah mereka mati. Kesalahan ini mempersatukan 
gereja-gere-ja kepada Setan—sehingga ia dapat melakukan 
penipuan-penipuan dan keajaiban-keajaibannya dengan penuh kuasa di 
antara mereka sehingga ia dengan penuh kuasa dapat menguasai pikiran 
mereka.
Ajaran yang kedua: kesalahan 
pemersatu yang kedua adalah kepercayaan bahwa hari Minggu, yaitu hari 
pertama, adalah kudus. Kesalahan ini mempersatukan gereja-gereja satu 
sama lain!
Kesalahan pertama mempersatukan gereja-gereja dengan Setan; kesalahan kedua mempersatukan mereka satu sama lain.
 Setelah bersatu dengan Setan, mereka diberi kekuatan olehnya—dan ia 
mengatakan kepada mereka untuk menuntut ketaatan dari se-luruh manusia 
di dalam negara untuk mempersatukan mereka dalam pemeliharaan hari 
Minggu.
Persatuan Ini Akan Sangat Mempengaruhi Protestantisme
Kita diajarkan dalam Kemenangan Akhir
 bahwa kedua ajaran ini berasal dari Roma. Dengan memenangkan dua dogma 
Roma ini,  Setan akan menggiring Protestantisme untuk tunduk kepada 
Roma.
Dalam memaksa pemerintah untuk memberlakukan hukum ini, Protestantisme pada dasarnya telah bersatu dengan kepausan.
“Ketika negara kita (AS) akan begitu menyangkal prinsip-prinsip pemerintahannya dengan memberlakukan hukum hari Minggu, Pro-testantisme dalam tindakan ini akan bergandengan tangan de-ngan kepausan; tiada lain menyerahkan hidup kepada tirani yang telah lama menunggu kesempatan untuk bertumbuh lagi menjadi pe-nguasa sewenang-wenang yang aktif.”—5 Testimonies, 712:0.
Maka, Protestantismelah yang akan berubah, bukan Kato-likisme.
“Bagaimana gereja Roma dapat 
membersihkan dirinya dari tu-duhan penyembahan berhala tidak dapat kita 
ketahui. Dan inilah aga-ma yang mulai dipandang dengan penuh minat oleh 
kaum Protestan, dan yang pada akhirnya akan dipersatukan dengan Protestantis-me.
 Akan tetapi, persatuan ini tidak akan membawa perubahan di da-lam 
Katolikisme, karena Roma tidak pernah berubah. Ia mengaku ti-dak bisa 
bersalah. Maka Protestantismelah yang akan berubah. Pe-nerapan 
gagasan-gagasan liberal dalam Protestantisme akan mem-bawanya untuk 
bertepuk tangan bersama dengan Katolikisme.”—Review, 1 Juni 1886.
Dengan masuk ke dalam persatuan ini, 
Protestantisme akan mengosongkan dirinya dari kuasa Tuhan—dan memberikan
 pengua-saan dirinya ke dalam tangan Setan.
“Apakah yang memberikan kerajaannya kepada kuasa ini? Protestantisme, suatu kuasa, yang sementara mengaku memiliki watak dan roh anak domba dan bersekutu dengan Surga, berbicara dengan suara seekor ular naga. Ia digerakkan dengan suatu kua-sa dari bawah.”—7 Bible Commentary, 983/2:1.
Dengan meniadakan hukum Tuhan, Protestantisme telah  ber-satu dengan Katolikisme—dan dengan dunia.
“Ketika hukum Tuhan ditiadakan; ketika dunia Kristen berga-bung dengan Katolik dan keduniawian, untuk menjadikan hukum-hukum Tuhan tidak  berpengaruh, maka umat pilihan Tuhan bangkit untuk membela hukum Yahwe.”—Evangelism, 226:5227:0.
Persatuan in bukan saja mempersatukan 
dunia dan gereja-ge-reja bersama,—melainkan  juga mempersatukan mereka 
di bawah satu kepala: paus Roma.
“Sementara kita mendekati krisis 
terakhir, maka adalah suatu peristiwa yang teramat penting bahwa 
keselarasan dan persatuan bersama terdapat di antara alat-alat Tuhan. 
Dunia ini dipenuhi de-ngan topan dan peperangan dan perbedaan. Namun di bawah satu kepala—kuasa kepausan—orang-orang akan bersatu untuk me-nentang Tuhan dalam wujud para saksi-saksinya. Persatuan ini dire-katkan oleh kesesatan besar itu.”—7 Testimonies, 182:2.
“Protestantisme ... membuka pintu bagi 
kepausan untuk mem-peroleh kembali di dalam Amerika Protestan 
kekuasaannya yang te-lah hilang di Dunia Lama.”—Great Controversy, 573:1.
“Ada banyak orang, bahkan 
orang-orang yang terlibat dalam gerakan penerapan hari Minggu, yang buta
 terhadap akibat-akibat yang mengikuti tindakan ini. Mereka tidak 
melihat bahwa mereka me-nyerang langsung terhadap kebebasan beragama. 
Ada banyak orang yang tidak pernah memahami hari Sabat Alkitab dan landasan yang salah yang menjadi dasar bagi penetapan hari Minggu.”—5 Testimonies 711:4.
Prinsip-prinsip Katoliklah yang sedang 
didesakkan, dan penga-kuan tunduk kepada Roma menjadi akibatnya. Karena 
kaum Protes-tan akan memimpin untuk mendesakkan undang-undang yang 
me-rendahkan ini, maka Protestantisme akan membawa dirinya sendiri ke 
dalam kekuasaan Roma.
“Mereka bekerja dalam kebutaan. Mereka 
tidak melihat bahwa jikalau suatu pemerintahan Protestan mengorbankan 
prinsip-prinsip yang telah menjadikan mereka suatu negara merdeka, 
negara yang bebas, dan melalui peraturan yang menjadi Undang-undang, 
prinsip-prinsip yang akan menyebarkan kesalahan kepausan dan khayalan 
kepausan, mereka terjun ke dalam kengerian Roma di Abad Kege-lapan.”—Review Extra, 11 Desember 1888.
“Ada suatu kekuatan iblis yang mendorong
 gerakan hari Ming-gu, namun ini disembunyikan. Bahkan orang-orang yang 
terlibat da-lam pekerjaan ini sendiri buta akan akibat-akibat yang akan 
mengikuti gerakan mereka.”—Review, 1 Januari 1889.
Persatuan Tiga Kuasa Akan Memaksa Pemerintah
Persatuan tiga kuasa ini akan bekerja demi satu tujuan utama, dan ia akan berhasil dalam mencapai tujuan itu.
Pemerintah AS akan ditekan untuk 
menerapkan hukum hari Minggu. Pemaksaan akan diterapkan untuk memaksa 
orang-orang untuk menerima ajaran kepausan.
Dampak gabungan dari persatuan tiga kuasa inilah yang akan menyebabkan pemaksaan ini terjadi.
Bagian dalam hukum tersebut akan 
menggiring kepada akibat-akibat yang amat jahat. Untuk menjangkau ke 
seberang, pemerintah AS akan mengambil langkah yang tidak dapat dilacak 
untuk meng-hancurkan kebebasan hati nurani. (Kemudian, kita akan 
mempelajari bahwa pelepasan kuasa-kuasa spiritismelah, melalui hukum 
yang di-berlakukan ini, yang akan menjadikan keadaannya tidak dapat 
mun-dur kembali).
Sekarang perhatikan langkah yang tidak dapat dibalikkan terse-but.
“Kaum Protestan di AS akan 
menjadi yang terdepan dalam mengulurkan tangan mereka ke seberang untuk 
meraih tangan Spi-ritualisme; mereka akan menjangkau jurang maut untuk 
bertepuk ta-ngan bersama kekuatan Roma; dan di bawah pengaruh persatuan tiga kuasa ini, negara ini akan mengikuti langkah-langkah Roma da-lam menginjak-injak hak-hak hati nurani.”—Great Controversy, 588:1.
“Ketika gereja-gereja Protestan akan 
bersatu dengan kuasa se-kuler untuk mempertahankan agama yang salah, 
untuk menentang para pendahulu yang telah mengalami aniaya yang 
terkejam, maka hari sabat kepausan akan diterapkan oleh wewenang 
gereja dan negara yang bersatu itu. Akan ada kesesatan nasional, yang 
hanya akan berakhir dengan kehancuran nasional.”—Evangelism, 235:1.
Negara Akan Tunduk Di Bawah Prinsip-Prinsip Kepausan
Dengan menerapkan hukum ini, seluruh Amerika akan terkena akibatnya. Negara ini akan menerima prinsip-prinsip Roma.
“Pada masa ujian dan pencobaan, perisai 
dari Yang Mahatahu akan membentang di atas orang-orang yang telah 
dipilih oleh Tuhan sebagai penyimpan-penyimpan hukumNya. Ketika para pembuat undang-undang
 akan menyangkal prinsip-prinsip [kebebasan bera-gama] Protestantisme, 
dan mengarahkan pandangan dan tangan ka-nan persekutuan kepada Romanisme, maka Tuhan akan campur tangan melalui cara yang istimewa demi kehormatanNya Sendiri dan keselamatan umatNya.”—5 Testimonies, 525:1.
Sesungguhnya, ketika itu terjadi—agama kepausan akan diteri-ma oleh para pemimpin negara kita!
“Hukum-hukum yang menerapkan pemeliharaan hari Minggu sebagai Hari Sabat akan menyebabkan suatu kesesatan nasional dari prinsip-prinsip republikanisme yang menjadi landasan berdirinya negara ini. Agama kepausan akan diterima oleh para pemimpin, dan hukum Tuhan akan ditiadakan.”—7 Manuscript Release, 192:1 (1906).
“Pada saat kesesatan nasional itulah maka, dengan memberla-kukan kebijakan Setan, para pimpinan di negeri ini akan menem-patkan diri mereka di pihak si manusia durhaka.
 Maka kemudian cawan kesalahan menjadi penuh. Kesesatan nasional adalah 
tanda bagi kehancuran nasional.”—2 Selected Messages, 979:0.
Ini akan menempatkan prinsip-prinsip Katolikisme di bawah pe-ngawasan dan perlindungan negara.
“Prinsip-prinsip Katolik Roma akan berada di bawah penga-wasan dan perlindungan negara. Kesesatan nasional akan dengan segera diikuti oleh kehancuran nasional.”—Review, 15 Juni 1897.
Akibatnya adalah suatu tujuan bersama—yaitu kekuasaan yang hampir menyeluruh atas pikiran seluruh rakyat.
“’Mereka seia sekata.’ Akan ada suatu 
ikatan persatuan yang universal, satu keselarasan besar, satu persatuan 
dari kekuatan-ke-kuatan Setan. “Mereka seia sekata, kekuatan dan kekuasaan mere-ka mereka berikan kepada binatang itu.’
 (Wahyu 17:13). Demikian-lah dimanifestasikan kekuatan penekan yang sama
 terhadap kebe-basan beragama, kebebasan menyembah Tuhan menurut 
keyakinan hati nurani, sebagaimana dinyatakan oleh kepausan, ketika di 
masa lalu ia menganiaya orang-orang yang berani menolak untuk 
berkom-promi dengan tata upacara dan perayaan-perayaan Romanisme.”—Maranatha, 187:9.
Negara Akan Berada Di Bawah Kuasa Setan
Protestantisme akan menjadi alat bagi 
Vatikan untuk melaku-kan pekerjaannya. Namun iblis akan menjadi dasar 
dari semuanya. Setan akan memimpin dalam persatuan ini, menuntunnya 
kepada tu-juan-tujuannya.
“Ada seseorang yang disebutkan di dalam 
nubuatan sebagai manusia durhaka (2 Tesalonika 2:3). Ia adalah wakil 
dari Setan. Dia-lah manusia si tangan kanan Setan yang siap melaksanakan
 peker-jaan yang dimulai oleh Setan di surga, yaitu mencoba meniadakan 
hukum Tuhan. Dan dunia Kristen telah menyetujui usaha-usahanya dengan 
cara mengadopsi anak Kepausan ini—yaitu penetapan hari Minggu.” Dikutip 
dari Robert W. Olsen, Crisis Ahead, hlm.12.
“Tidak ada satu gerakanpun yang telah 
dilakukan untuk mengu-duskan sabat berhala ini, dalam menjadikan 
pemeliharaan hari Ming-gu melalui undang-undang, namun Setan telah berada di baliknya, dan telah menjadi pekerja utamanya.”—7 Bible Commentary, 910.
“Ketika dewan pembuat undang-undang merancang hukum-hu-kum yang meninggikan hari pertama, dan menggantikan hari ketujuh, maka sarana Setan menjadi sempurna.”—7 Bible Commentary, 976.
“Sabat palsu ini harus dipaksakan dengan
 hukum yang memak-sa. Setan dan para malaikatnya terjaga lebar dan amat 
aktif, bekerja keras dengan tenaga penuh melalui sarana-sarana manusia 
untuk mencapai tujuannya, yaitu menghapuskan dari pikiran manusia pengetahuan tentang Tuhan.”—7 Bible Commentary, 985.
Umat Tuhan Akan Dianiaya
Sebagai akibat dari persatuan ini, hukum
 hari Minggu akan di-berlakukan, dan seluruh murka si jahanam dan para 
agennya akan diarahkan kepada orang-orang yang menuruti hukum-hukum 
Tuhan. Orang-orang yang menuruti Alkitab akan dibenci, dan dunia akan menginginkan untuk menghapuskan mereka dari muka bumi ini.
Kita telah menyebutkan beberapa faktor 
yang menyebabkan timbulnya hukum hari Minggu nasional. Akan tetapi ada 
satu alasan lagi mengapa hukum itu diberlakukan: Setan akan mendorong orang-orang untuk membenci pemelihara hari Sabat.
Pemberlakuan Hukum Hari Minggu Didorong Oleh Kebencian Terhadap Para Pemelihara Hari Sabat
Secara khusus kita diajarkan bahwa 
kebencian terhadap peme-lihara hari Sabatlah yang akan mendorong 
orang-orang untuk mem-berlakukan hukum hari Minggu! Pola yang sama akan 
tampak seba-gaimana terjadi di zaman Ratu Ester, ketika Mordekhai menolak un-tuk menyembah manusia.
Kebencian ini akan menggiring 
gereja-gereja untuk memaksa pemerintah untuk memberlakukan hukum 
tersebut. Pada awalnya, para pembuat undang-undang akan setuju untuk 
melakukannya ka-rena alasan-alasan politis saja. Namun tindakan 
tersebut, sekali dila-kukan, akan melontarkan umat Tuhan kepada konflik 
besar yang ter-akhir.
Berikut ini ada kutipan yang lebih panjang, namun penting.
“Si perancang utama yang sama, yang berkomplot melawan orang-orang yang setia di masa lalu, masih sedang mencari ke-sempatan untuk menghapuskan dari bumi ini orang-orang yang takut kepada Tuhan dan menuruti hukumNya.
 Setan akan mem-bangkitkan kejengkelan terhadap kelompok kecil yang 
rendah hati, yang dengan teliti menolak untuk menerima kebiasan dan 
tradisi po-puler. Orang-orang yang menduduki jabatan dan memiliki 
reputasi akan bergabung dengan orang-orang yang tidak mengenal hukum dan
 orang-orang jahat, memberi nasehat melawan umat Tuhan. Ke-kayaan, 
kecerdasan, pendidikan, akan bersatu memenuhi mereka dengan penghinaan.
 Para pemimpin, pendeta, dan anggota gereja yang menganiaya akan 
berkomplot melawan mereka. Dengan suara dan pena, melalui bualan, 
ancaman dan olok-olok, mereka berusaha menghancurkan iman mereka. 
Melalui penyampaian yang salah dan seruan-seruan dengan penuh kemarahan,
 mereka akan mempenga-ruhi nafsu emosi orang-orang. Karena tidak memiliki “Demikianlah firman Tuhan” untuk melawan pendukung Sabat Alkitab, mereka menggunakan pemaksaan untuk mengisi kekurangan tersebut. Untuk
 mendapatkan popularitas dan wewenang, para pembuat undang-undang akan 
menyerah kepada tuntutan adanya suatu hukum hari Minggu. Orang-orang yang takut kepada Tuhan tidak dapat me-nerima suatu aturan yang melanggar satu perintah dalam Sepuluh Hukum. Di arena peperangan ini muncullah konflik besar terakhir tentang pertentangan antara kebenaran dan kesalahan. Dan kita tidak dibiarkan dalam keraguan tentang masalah ini. Seka-rang, sebagaimana di zaman Mordekhai, Tuhan akan memperta-hankan kebenaranNya dan umatNya.”—5 Testimonies, 450;2-451:0.
Melalui penerapan hukum ini, negara akan
 menjadi sarana bagi Setan. Dengan menerapkan hukum ini, gereja-gereja 
Protestan dan Katolik akan dibawa di bawah pengendalian Setan yang 
menipu, se-hingga ia dapat menggunakan mereka untuk menghancurkan para 
pemelihara hukum Tuhan.
“Kuasa seperti-anak domba ini bersatu 
dengan ular naga itu untuk memerangi orang-orang yang memelihara 
hukum-hukum Tuhan dan memiliki kesaksian Yesus Kristus. Dan Setan bersatu dengan kaum Protestan dan Kepausan,
 bertindak sebagai tuhan atas dunia ini, mendikte manusia seolah mereka 
telah tunduk kepada kerajaannya, untuk ditangani dan diperintah dan 
diatur sesuai de-ngan keinginannya. Jikalau manusia tidak setuju untuk 
menginjak-in-jak hukum-hukum Tuhan, maka roh naga itu dinyatakan. Mereka
 di-penjarakan, dibawa ke hadapan dewan, dan dihukum. Maka Setan 
mengambil hak istimewa Yahwe. Manusia durhaka itu duduk di atas takhta 
Tuhan, mengaku dirinya Tuhan, dan bertindak melebihi Tuhan.”—Maranatha, 191:1.
Sepanjang keseluruhan konflik terakhir 
ini, Hari Sabat akan menjadi permasalah pokok. Sebaliknya, seluruh dunia
 yang jahat ini akan bersatu melawan umat Tuhan.
“Dalam peperangan yang akan dikobarkan di hari-hari terakhir, maka akan bersatu melawan umat Tuhan, segala kuasa yang korup yang telah sesat dengan tidak menurut kepada hukum Yahwe. Dalam peperangan ini, Sabat hukum keempat akan menjadi titik perma-salahan yang besar; karena dalam hukum Sabat inilah Sang Pem-beri Hukum menyatakan DiriNya  Sendiri sebagai Pencipta langit dan bumi.”—Maranatha, 187:4.
Akan Terjadi Aniaya Yang Keras
Apakah anda siap dengan apa yang akan 
segera terjadi di bu-mi ini? Apakah anda sedang mempersiapkan hati dan 
kehidupan an-da dengan mempelajari Firman Tuhan, dan menurut kepadanya? 
Apakah anda berdiri membela Firman Tuhan dan Hukum Tuhan? Apakah anda 
memperingatkan orang lain untuk mempersiapkan diri akan apa yang ada di 
hadapan mereka?
Berikut ini, secara singkat, adalah 
informasi tentang apa yang akan datang: informasi yang perlu anda 
ketahui. Akan tetapi, perta-ma-tama, marilah kita membaca dua 
pernyataan. Keduanya membe-rikan sebuah peringatan dan sebuah janji.
“Ada suatu kontras yang nyata antara 
orang-orang yang memi-liki meterai dari Tuhan dan orang-orang yang 
menyembah binatang buas dan patungnya. Para hamba Tuhan yang setia akan menda-patkan aniaya yang terpahit
 dari para guru palsu, yang tidak men-dengarkan firman Tuhan, dan yang 
menyiapkan batu sandungan di jalan orang-orang yang akan mendengarkan 
firman Tuhan.
“Akan tetapi umat Tuhan tidak perlu takut. Setan tidak da-pat berbuat melebihi batasan yang diizinkan kepadanya.
 Tuhan akan menjadi pertahanan umatNya. Ia memandang luka-luka yang 
menimpa para hambaNya demi kebenaran adalah menimpa DiriNya Sendiri. Ketika keputusan terakhir telah dibuat, ketika semua telah menentukan sikap, baik bagi Kristus dan hukum-hukumNya ataupun bagi kesesatan yang besar, Tuhan akan bangkit dalam kuasaNya,
 dan mulut orang-orang yang telah menghujat Dia akan selamanya tertutup.
 Setiap kekuatan yang menentang akan menerima hukuman-nya.”—Maranatha, 191:2.
“Hari Sabat Tuhan akan diinjak-injak, 
dan sebuah sabat palsu akan ditinggikan. Dalam sebuah hukum hari Minggu 
ada kemungkin-an terjadi penderitaan besar bagi orang-orang yang 
memelihara hari ketujuh. Pelaksanaan rencana-rencana Setan akan membawa ani-aya bagi umat Tuhan. Namun para hamba Tuhan yang setia tidak perlu takut akan akibat dari konflik tersebut.”—2 Selected Messages, 975:1.
Dengan diberi kuasa oleh Setan, para 
pemelihara hari Minggu akan memutuskan untuk menghancurkan umat Tuhan 
yang memeli-hara hukum-hukumNya.
“Dunia Protestan saat ini melihat di 
dalam kelompok kecil pe-melihara Sabat, seorang Mordekhai yang duduk di 
pintu gerbang. Ta-biat dan perilakunya, yang menunjukkan penghormatan kepada hukum Tuhan,
 adalah teguran terus menerus bagi orang-orang yang telah membuang 
jauh-jauh rasa takut kepada Tuhan dan yang telah menginjak-injak 
SabatNya; Si Penyusup yang tidak dikehendaki ini haruslah dihalaukan keluar dengan suatu cara.”—5 Testimon-ies, 450:1.
“Umat Tuhan akan merasakan tangan aniaya karena “mereka menguduskan hari ketujuh.”—9 Testimonies, 229:9.
“Biarlah ada suatu kebangunan rohani dari iman dan kuasa ge-reja yang mula-mula, maka roh aniaya akan dihidupkan, dan api ani-aya akan dinyalakan kembali.”—Great Controversy, 48:9.
Sahabat, mohonlah kepada Tuhan bahwa 
anda akan tetap ber-diri setia kepadaNya dalam krisis yang akan datang. 
Desaklah saha-bat-sahabat anda untuk bersiap juga! Lakukanlah apa yang 
dapat di-lakukan untuk membangkitkan dan memperingatkan orang lain.
“Sebelum peperangan selesai dan kemenangan diperoleh, ani-aya akan dinyalakan kembali melawan
 orang-orang yang setia ke-pada Tuhan; motif-motif mereka akan 
diperangi, usaha-usaha terbaik mereka disalah-artikan, nama-nama mereka 
disebutkan sebagai iblis. Tuhan akan mempersiapkan umatNya bagi krisis yang akan segera datang. Siap atau tidak, kita semua harus menghadapi-nya.” Life of Paul, 251-252.
“Akan tiba masanya ketika, karena dukungan kita kepada kebe-naran Alkitab, kita akan diperlakukan sebagai pengkhianat.”—6 Testimonies, 994:2.
Kekayaan, kecerdasan, pendidikan, akan bersatu menutupi mereka dengan penghinaan. Para pemimpin, pendeta, dan ang-gota gereja yang menganiaya akan berkomplot melawan mereka. Dengan suara dan pena, melalui bualan, ancaman dan olok-olok, mereka berusaha menghancurkan iman mereka.”—5  Testimonies, 450:2.
Kita memiliki kesempatan untuk 
mempertimbangkan dua bagi-an pertama dari peristiwa-peristiwa akhir 
zaman. Yang pertama ada-lah kebangunan rohani tandingan. Kita akan 
mempelajari bahwa ini kemudian akan semakin meningkat bahkan di dalam 
kuasa dan ke-kuatannya. Kita juga telah mengamati bahwa kebangunan 
rohani ter-sebut akan mempersatukan dan menguatkan gereja-gereja 
pemeli-hara hari Minggu untuk mendorong pemberlakuan sebuah hukum hari 
Minggu nasional.
Peristiwa selanjutnya adalah hukum hari 
Minggu itu sendiri! Ki-ta telah mengamati bahwa inilah yang akan menjadi
 salah satu tong-gak peristiwa yang ada di hadapan kita, sebelum dosa 
dan orang-orang berdosa tidak ada lagi dan kekekalan dimulai.
Dalam pelajaran berikutnya dalam seri 
ini, kita akan melihat apa perkataan Ilham tentang topik ini; hukum hari
 Minggu nasional; pentingnya peristiwa ini; siapa yang akan 
memberlakukannya; apa arti bacaannya dan apa yang akan dicapainya. 
Semoga Bapa kita di surga menolong kita masing-masing un-tuk setia 
sampai akhir.
LAMPIRAN DARI BUKU THE LAST DAYS
Bahan berikut diambil dari buku kami tentang manuskrip yang tidak diterbitkan, yang berjudul The Last Days, yang merupakan se-bagian dari bahan-bahan terbaik dari buku ini tentang topik dalam bagian ini.
PERSATUAN
Maka saatnya telah tiba bagi Tuhan untuk bekerja.—“Ketika
 gereja dan negara bersatu dalam menghalangi kebebasan beraga-ma, ketika
 lembaga manusia durhaka itu akan dipilih secara universal sebagai 
gantinya hari Tuhan yang kudus, ketika seluruh manusia... menghormati 
... si manusia durhaka dengan meninggikan hari per-baktian kafir dan 
menyebutnya hari Kristen, maka itulah saatnya bagi Tuhan untuk bekerja, 
karena mereka telah meniadakan hukumNya.
Ketika penarikan diri yang besar terjadi, manusia-manusia yang tertipu akan bergegas masuk ke dalam ajaran takhayul.—“Maka
 tanda-tanda pemutusan akan dinyatakan secara nyata kepa-da para pelajar
 nubuatan yang takut akan Tuhan. Penarikan Diri yang besar... akan 
terjadi—dunia dan gereja bersatu untuk merobek-robek standar moral Tuhan
 yang agung dan mendirikan sebuah standar yang dibangun oleh si manusia 
durhaka. Maka orang-orang besar yang jujur, yang dibutakan dan ditipu 
oleh ajaran-ajaran yang palsu karena mereka telah meminum campuran yang 
pekat dari anggur Ba-bilon, bergegas masuk ke dalam ajaran-ajaran 
takhayul, ke dalam ke-sesatan yang besar, dan mengenakan tanda dari 
pakaian tersebut. Tuhan secara nyata telah menyatakan di dalam nubuatan 
bahwa me-reka telah mabuk dengan anggur Babilon, dan roh yang sama 
meng-gerakkan seluruhnya,”—Undated Manuscript (Manuskrip tanpa tang-gal) 153, hlm. 1-4. (Copenhagen, Denmark, 1886.)
“Amerika dapat menjadi tempat kehancuran terbesar kare-na terang telah diabaikan.—“Amerika,
 di mana terang terbesar dari surga telah bersinar ke atas penghuninya, 
dapat menjadi tempat ter-besar bagi kehancuran dan kegelapan, karena 
penduduknya tidak te-rus mempraktekkan kebenaran dan berjalan di dalam 
terang,”—Letter 23c, 1894, hlm. 2-3. (Kepada LH. Evans, 20 Juli 1894). 
[Juga lihat--3 SM 387.]
Setan akan menggairahkan Dunia Kekristenan yang telah sesat untuk menghancurkan Kebebasan Hati Nurani.—“Setan
 akan menggairahkan perasaan amarah dari Dunia Kekristenan ter-hadap 
umat yang sisa yang rendah hati yang secara teliti menolak untuk 
menerima kebiasaan dan tradisi mereka. Karena dibutakan oleh pangeran 
kegelapan, para agamawan populer hanya akan meli-hat apa yang dilihat 
oleh pangeran kegelapan ini, merasakan apa yang dirasakannya. Mereka 
akan memutuskan sebagaimana yang diputuskannya, dan menekan sebagaimana 
ia menekan. Kebebasan hati nurani, yang telah menyebabkan pengorbanan 
yang begitu besar dari bangsa ini, tidak akan dihormati lagi. Gereja dan
 dunia akan ber-satu, dan dunia akan memberikan kepada gereja kuasanya 
untuk menghancurkan hak orang-orang untuk menyembah Tuhan menurut 
firmanNya.”—Manuscript 51, 1899, hlm. 6-12. ("The Seal of God," 2 April 1899). [Lihat juga: EV 234-235.]
Jikalau Setan dapat mendorong suatu persatuan antara Gereja dan Dunia, maka hukum-hukum buatan manusia akan menggantikan Sabat.—“Manusia
 tampaknya tidak memahami bah-wa mereka telah diperangkap oleh Setan 
ketika mereka mencoba melanggar hukum-hukum Tuhan. Setan menempatkan 
mereka persis di posisi yang diinginkannya bagi mereka ketika mereka 
membuat hukum-hukum untuk menguasai dunia dan menempatkan hukum-hu-kum 
tersebut di tempat di mana hukum-hukum Tuhan seharusnya berada. Musuh 
itu mengetahui bahwa, jikalau gereja dapat dikuasai melalui perundangan 
politik, maka gereja akan kehilangan jubah te-rangnya sebagaimana yang 
dialami Adam dan Hawa. Jikalau ia da-pat memimpin gereja untuk bersatu 
dengan dunia dan menerima per-undangan dunia, mereka akan mengakui dia 
sebagai pimpinan me-reka. Wewenang hukum-hukum buatan manusia akan 
bekerja untuk menentang aturan pemerintahan surga. Di bawah kepemimpinan
 Setan, pengetahuan akan yang baik dan jahat akan bekerja untuk 
mengabaikan perundangan Tuhan yang kudus dan benar tentang Sabat, yang 
pemeliharaannya adalah tanda antara Tuhan dan umat-Nya selama-lamanya.”—Manuscript 77, 1899, hlm. 12-15. ("God's Law Immutable," 14 Mei 1899).
Takhta Setan berada di pusat kekuasaan di bumi.—“Kekua-saan
 pusat dari bumi adalah iblis. Takhtanya berada di tengah dunia, dimana 
seharusnya menjadi takhta Tuhan. Ia telah dilindungi oleh ge-reja, 
karena gereja telah berkompromi dengan dunia, dan hidup da-lam 
pelanggaran akan hukum Tuhan yang kudus.”—Letter 78, 1900, hlm. 3-4. (Kepada "Bro. and Sr. Haysmer," 30 Januari 1900).
Persatuan Tiga Kuasa akan menjadi sistem aniaya akhir za-man yang besar.—“Setan
 akan melakukan keajaiban-keajaiban un-tuk menipu orang-orang yang 
tinggal di bumi. Spiritisme akan mela-kukan pekerjaannya, dengan 
menyebabkan orang mati menjadi se-olah hidup. Badan-badan keagamaan yang
 menolak untuk mende-ngarkan pekabaran peringatan dari Tuhan akan berada
 di bawah ti-puan besar, dan akan bersatu dengan kekuatan sipil dalam 
mengani-aya gereja yang sejati. Gereja-gereja Protestan akan bersatu 
dengan kekuasaan kepausan dalam menganiaya umat Tuhan yang memeli-hara 
hukum-hukumNya. Persatuan ini akan membentuk sistem ania-ya yang besar, 
yang akan mempraktekkan tirani rohani terhadap hati nurani manusia.”—Manuscript 16,1899, hlm. 1-6, 10-11. “The Word for This Time," 20 Februari 1900).
Tuhan akan membawa orang-orang dari berbagai gereja untuk melawan Hukum Hari Minggu.
 “Setan tampaknya telah dii-zinkan untuk memperoleh banyak keuntungan. 
Namun Tuhan akan membawa orang-orang dari berbagai gereja yang memiliki 
pema-haman untuk melawan penegakan suatu hukum yang memuliakan hari 
pertama sebagai sebuah hari tanpa adanya transaksi bisnis.”—Letter 168,1909,
 hlm. 2, 5. ("To the Officers of the General Confer-ence, " 1 Desember  
1909). {Lihat juga: Ev 33, 1,.0, 71-72, 377, 388; MM 300, 308-10.}

 
 
 
 
 
 
 
 

 




















Tidak ada komentar:
Posting Komentar