Planet Laik Huni Gliese 581 g Berpotensi Menopang Kehidupan

Selasa, 20 Maret 2012

Share This Article On :
Apakah perjalanan manusia untuk menemukan Bumi kembar lainnya akan segera direalisasikan? Setelah sekian lama pencarian di antara bintang-bintang dan memilah di antara planet yang ada, beberapa planet memang diindikasikan sebagai planet yang berada di zona laik huni sebuah bintang. Namun yang memiliki kemiripan dengan Bumi mungkin hanya ada pada exoplanet terbaru ini.
Exoplanet laik huni
Ilustrasi artis untuk sistem extrasolar planet Gliese 581. Kredit : ESO
Exoplanet yang baru saja ditemukan tim astronom dari Universitas California, Santa Cruz, dan Carnegie Institution of Washington, tersebut memiliki massa 3 kali massa Bumi dan mengorbit sebuah bintang dekat dengan jarak tepat berada di tengah area zona laik huni si bintang induk.  Keberadaan sebuah planet di zona laik huni ini penting jika ingin mencari adanya tepotensi kehidupan di sebuah planet. Karena di area inilah air dalam kondisi cair bisa ada di permukaan.
Bagi para astronom, planet yang berpotensi sebagai planet laik huni adalah jika si planet bisa menyokong kehidupan, meskipun tempat itu bukan tempat yang paling cocok menurut standar kehidupan manusia. Kondisi laik huni memang bergantung pada banyak faktor, namun faktor yang paling penting untuk mengkategorikan sebuah planet itu laik huni adalah keberadaan air dalam bentuk cair dan atmosfer.
Fakta bahwa para astronom bisa mendeteksi planet tersebut dalam waktu yang cukup singkat juga menjadi “fakta” bahwa keberadaan planet seperti ini bukanlah sesuatu yang jarang melainkan hal umum yang ada di alam semesta.  Penemuan planet laik huni oleh Steven Vogt dan juga Paul Butler merupakan hasil pengamatan 11 tahun di W.M. Keck Observatory, Hawaii.
Exoplanet di Gliese 581
Penemuan exoplanet laik huni ini memang menarik, namun jadi lebih menarik lagi karena ternyata si exoplanet yang ditemukan berada di bintang katai Gliese 581. Kok bisa?
Kalau kita layangkan ingatan ke tahun 2007, ada sebuah penemuan exoplanet yang menggemparkan dunia. Kala itu ditemukan sebuah exoplanet super Bumi yang diperkirakan bisa memiliki air di permukaannya. Planet yang mengorbit bintang Gliese 581 c tersebut seakan menjadi tonggak awal pencarian planet laik huni lainnya.
Gliese 581 yang berada di rasi Leo tercatat memiliki 4 buah planet dengan 2 planet di antaranya yakni Gliese 581 c dan Gliese 581 d berada di tepian area laik huni sistem sehingga menjadikan kedua planet tersebut berpotensi untuk menopang kehidupan.  Planet Gliese 581 c berada di tepi dalam zona laik huni yang merupakan sisi panas sedangkan Gliese 581 d berada di tepi luar yang merupakan sisi dingin dari zona laik huni sistem. Semakin jauh jarak planet dari Bintang induk, temperatur pun semakin dingin.  Bagi sebagian astronom, Gliese 581 d merupakan kandidat kuat sebagai laik huni jika ia memiliki atmosfer yang tebal dengan efek rumahkaca yang dapat menghangatkan kondisi interior planet. Namun sebagian astronom lainnya masih tidak meyakini kemungkinan tersebut.
Perbandingan sistem Gliese 581 dan Tata Surya. kredit : ESO
Dalam penelitian yang dilakukan oleh para astronom yang tergabung dalam Lick-Carnegie Exoplanet Survey ditemukan dua buah planet yang mengitari bintang katai merah Gliese 581 yang jaraknya 20,4 tahun cahaya dari Bumi.  Ini berarti bintang Gliese 581 saat ini memiliki 6 buah planet, dan yang menarik planet-planet di bintang Gliese 581 memiliki orbit hampir lingkaran seperti orbit yang dimiliki planet di Tata Surya.

Gliese 581 g

Dari dua planet yang ditemukan, Gliese 581 g adalah exoplanet yang menarik perhatian. Planet ini memiliki massa 3 kali massa Bumi dan periode orbit kurang dari 37 hari. Massa seperti ini tak pelak mengindikasikan kalau si planet merupakan planet batuan yang memiliki permukaan tertentu dan jelasnya akan memiliki gravitasi yang cukup untuk menahan keberadaan atmosfer.  Jika Gliese 581 memang memiliki komposisi sebagai planet batuan, diameternya akan berkisar antara 1,2 -1,4 kali diameter Bumi.  Gravitasinya juga akan sama atau hanya sedikit lebih besar dari gaya gravitasi di Bumi, dan jika ada manusia disana ia akan mudah untuk berjalan tegak lurus di planet tersebut. Keberadaan Gliese 581 g yang berada pada jarak 1,46 SA, berada tepat di tengah zona laik huni sistem yang berada antara 0,14 – 0,57 SA. Hal ini  juga yang menjadi pertimbangan kuat kalau planet baru ini menjadi kandidat kuat untuk menopang kehidupan di sistem bintang katai merah Gliese 581.
Dalam sistem keplanetan Gliese 581, exoplanet Gliese 581 g terkunci secara gravitasi pada bintangnya. Artinya, hanya ada satu sisi planet yang akan selalu berhadapan dengan bintang dan menyebabkan sisi tersebut selalu siang sedangkan wajah planet yang tidak berhadapan dengan bintang akan mengalami malam tanpa akhir. Apa efeknya ? Kondisi seperti ini justru dapat menstabilkan iklim permukaan planet.  Dan yang akan menjadi permukaan yang sangat menyokong kehidupan justru berada pada area perbatasan antara terang dan gelap atau siang dan malam yang dikenal sebagai area “terminator”. Pada area ini, temperatur permukaan akan semakin rendah jika mengarah ke area gelap dan semakin tinggi ke arah area yang mendapatkan sinar bintang.
Jika ada kehidupan yang terbentuk di planet ini, maka bentuk kehidupan seperti apapun akan memiliki rentang yang cukup luas pada area perbatasan dengan iklim yang stabil. Dengan demikian mereka dapat lebih mudah terbentuk dan berevolusi.  Diperkirakan temperatur rata-rata permukaan planet ini akan berkisar antara -31 derajat Celsius – 12 derajat Celsius, namun temperatur yang sebenarnya akan merentang dari sangat panas di area yang terang menjadi dingin yang ekstrim dan membekukan si area gelap.
Planet lainnya yang ditemukan adalah exoplanet Gliese 581 f yang berada pada jarak 0,758 SA dan memiliki massa 7,85 kali massa Bumi. Planet ini memiliki periode orbit 433 hari. Planet Gliese 581 f merupakan planet terluar di sistem keplanetan Gliese 581.
Metode Penemuan
Penemuan planet terbaru di sistem Gliese 581 terjadi setelah para astronom melakukan pengamatan bintang Gliese 581 selama 11 tahun dengan menggunakan spektrometer HIRES yang dipasang pada teleskop Keck I di W. M. Keck Observatory, Hawaii.  Dengan HIRES, penelitian yang presisi pada kecepatan radial bintang menjadi sangat memungkinkan untuk mengungkapkan keberadaan sebuah planet. Gangguan gravitasi dari planet yang mengorbit si bintang sehingga menyebabkan terjadinya perubahan kecepatan radial pada bintang induk bisa didapat.
Tidak mudah memang untuk mendeteksi planet seperti ini. Steven Vogt dan timnya menggabungkan hasil pengamatan HIRES dengan pengamatan grup lainnya dari Geneve Observatory yang menggunakan HARPS sehingga mereka mendapatkan 238 pengukuran kecepatan radial pada sistem keplanetan Gliese 581.
Waktu 11 tahun mungkin lama namun bagi para astronom, waktu tersebut masih cukup singkat untuk bisa menemukan planet seperti ini. Jika memang planet laik huni adalah planet yang langka tentu para astronom tidak akan menemukannya dengan cepat.  Diperkirakan kemungkinan planet yang berpotensi sebagai planet laik huni berkisar antara 10-20 persen dalam satu sistem bintang. Dan jika kemungkinan itu dikalikan dengan jumlah ratusan sampai milyaran bintang yang ada di Bima Sakti, tentu ini merupakan jumlah yang sangat besar.  Dan artinya, planet laik huni bukan saja umum ditemukan dalam sistem keplanetan namun kita akan melihat milyaran sistem seperti ini di galaksi Bima Sakti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright 2010-2011 Media Pengetahuan All Rights Reserved.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.