Para astronom baru saja mendapat sebuah hadiah lain dari alam
semesta. Kilasan galaksi yang pernah ada tak kurang dari 500-600 juta
tahun setelah Dentuman Besar, 13 milyar tahun lalu.
Kilasan galaksi-galaksi itu berhasil dilihat dan dipotret Teleskop
Hubble pada panjang gelombang dekat infra merah dengan matanya yang baru
yakni Wide Field Camera 3 (WFC3) atau kamera medan luas 3 yang baru saja dipasang pada bulan Mei.
Pada panjang gelombang dekat infra merah, dapat dilakukan
pendeteksian galaksi jauh. Galaksi jauh tersebut cahayanya terulur lebih
panjang atau lebih merah dibanding cahaya tampak. Semakin jauh sebuah
obyek, cahayanya akan semakin bergeser ke arah merah dan semakin tinggi
pergeseran merahnya. Galaksi tersebut merupakan obyek paling lemah dan
merah yang berhasil diamati. Tak pernah ada galaksi lain yang berhasil
diketahui keberadaannya pada masa awal alam semesta.
Citra awal galaksi-galaksi tersebut pertama kali dipotret pada tahun 2004 di area yang sama menggunakan Hubble Ultra Deep Field
(HUDF). Citra berikut yang diambil dan menghasilkan penemuan galaksi
tua ini dilakukan Hubble pada bulan Agustus 2009 selama 4 hari dengan
waktu eksposur 173000 detik.
Setelah citra diambil oleh Hubble, para astronom melakukan analisa
data potongan area langit yang ukuranya 1/12 diameter bulan purnama.
Para astronom ini mencoba mencari galaksi kuno yang diharapkan dapat
membuka wawasan manusia akan evolusi alam semesta. Sampai saat ini,
ledakan sinar gamma dengan pergeseran merah 8,2 yang memegang rekor
terjauh.
Dari penelitian data yang diambil Hubble, Garth Illingworth dari University of California,
Santa Cruz berhasil menemukan bukti lain dari keberadaan 3 galaksi yang
pergeseran merahnya 10. Galaksi-galaksi tersebut diperkirakan
keberadaannya pada saat alam semesta masih sangat muda, pada kisaran 3-4
% dari usia alam semesta saat ini. Dengan demikian bisa dikatakan
galaksi-galaksi ini merupakan obyek tertua yang pernah diamati.
Penemuan Galaksi Tua dan Perdebatannya
Tapi, ternyata ketiga galaksi dengan pergeseran merah 10 bukanlah yang pertama. Rogier Windhorst dari Arizona State University
di Tempe juga melaporkan keberadaan 20 galaksi dengan pergeseran merah
mendekati 10. Hasil tersebut juga didapat setelah melakukan analisa dari
data set yang sama. Tapi ke-20 galaksi tersebut tidak memperhitungkan
keberadaan 3 galaksi yang ditemukan Illingworth.
Ke-20 galaksi dengan pergeseran merah mendekati 10 yang ditemukan
pada area pengamatan yang cukup sempit justru menandakan laju
pembentukan bintang yang tinggi seperti yang memang sudah diprediksikan
terjadi demikian pada masa awal alam semesta.
Kedua tim ini kemudian saling berdebat mengenai standar yang
digunakan dalam penentuan galaksi jauh. Bagi Illingworth standar yang
digunakan Windhorst tidak terlalu ketat, sementara bagi Windhorst
standar yang digunakan Illingworth terlalu konservatif.
Standar yang digunakan Illingworth jika dipadankan dengan standar
Windhorst, maka 2 dari 3 galaksi yang ditemukan Illingworth tidak masuk
dalam kriteria pergeseran merah tinggi milik Windhorst. Sementara
menurut Illingworth standar Windhorst justru menyebabkan galaksi yang
ditemukan Windhorst jadi agak besar dan tampaknya hasil penelitian
mereka jadi terkontaminasi oleh galaksi terang lainnya. Akibatnya ada
kemungkinan standar tersebut menyebabkan piranti lunak yang digunakan
menganggap galaksi-galaksi tersebut memiliki pergeseran merah yang besar
dan mendeteksi sekian banyak galaksi.
Perdebatan kedua tim memang menarik, namun seorang astronom dari California Institute of Technology
di Pasadena, Richard Ellis justru menyatakan kalau tim Illingworth
tampaknya telah melakukan analisa yang lebih berhati-hati dibanding
Windhorst. Pada tahun 2007, Richard Ellis juga melaporkan keberadaan
kandidat galaksi dengan pergeseran merah 8 dan 10 yang ia amati dengan
teleskop Keck di Hawaii.
Secercah Cahaya
Kurangnya galaksi cerlang pada pergeseran merah 10 justru memberi
petunjuk akan adanya epoch reionisasi di alam semesta. Periode
reionisasi di alam semesta terjadi pada masa 500 juta dan 1 milyar tahun
setelah terjadinya dentuman besar. Pada masa ini obyek yang sangat
cerlang seperti halnya galaksi dan quasar mengionisasi medium antar
galaksi. Kurangnya galaksi cerlang pada awal waktu periode reionisasi
menunjukkan kalau obyek-obyek tersebut tidak memulai proses reionisasi.
Semua hal tersebut memang belum tersingkap. Masih banyak misteri yang
tersimpan dan masih banyak pertanyaan yang masih belum terjawab. Dan
manusia masih perlu perjalanan panjang untuk bisa memahami kondisi dan
parameter yang ada di alam semesta, serta memahami galaksi-galaksi yang
ada di dalamnya. Dalam pemahaman itulah sains akan dapat mengungkap satu
persatu pertanyaan yang masih belum terjawab itu.?
Pengamatan lanjutan akan dilakukan oleh pengganti Hubble, James Webb Space Telescope (JWST) yang akan diluncurkan tahun 2014.
Sumber : Hubblesite, Nature
Galaksi Kuno Dalam Penglihatan Hubble
Jumat, 23 Maret 2012
Label:
Tips Info Astronomi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar