Saat ini hanya ada 4 jenis obat yang terjamin penggunaannya sebagai anti impotensi oleh Food and Drug Administration (FDA). Keempatnya adalah Cialis, Levitra, Staxyn, dan yang namanya sangat populer karena sudah ada sejak tahun 1998 yakni Viagra.
Meski paling populer, tidak berarti bahwa Viagra paling dicari pria di seluruh dunia. Obat dengan nama generik sildenafil yang diproduksi oleh Pfizer ini memang sempat menguasai pasar, namun beberapa tahun belakangan dominasinya mulai tergoyahkan.
Pada Maret 2011, data IMS Health mencatat Viagra hanya mampu menguasai 39 persen pasar obat anti lemah syahwat. Tadalafil yang dikembangkan oleh GlaxoSmithKline dan dipasarkan oleh Eli Lilly dengan merek Cialis justru sukses mengambil alih dominasi pasar Viagra dengan 41 persen.
Meski tercatat sebagai pelopor obat anti impotensi golongan PDE-5 inhibitor, Viagra (sildenafil) akhirnya harus menyerah pada pesaingnya yakni Cialis (tadalafil). Bukan tanpa alasan, dalam beberapa hal Cialis memang punya kelebihan dibanding Viagra.
Saat memakai Viagra, pria-pria yang mengalami impotesi harus minum obat setiap kali mau bercinta dan efeknya akan hilang dalam 4 jam berikutnya. Sementara dikutip dari WebMD, Jumat (15/3/2012), Cialis bekerja sedikit lebih lambat namun efeknya bisa bertahan hingga 36 jam!
Bagi yang tidak butuh efek terlalu lama, Cialis juga menyediakan lebih banyak pilihan dosis. Jika efek selama 36 jam bisa didapat dengan dosis 10 mg dan 20 mg, maka dengan dosis yang lebih rendah yakni 2,5 mg dan 5 mg durasi efeknya akan sama seperti Viagra yakni untuk sekali bercinta.
Berkat efeknya yang lebih tahan lama, Cialis sebenarnya sudah menggeser dominasi Viagra sejak 2005 khususnya di Prancis. Di negara tersebut, Cialis cukup populer dengan julukan 'Le Weekender' atau si pelengkap akhir pekan sebab efeknya bisa bertahan sepanjang libur akhir pekan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar