
Lubang hitam masif di Bimasakti. Kredit gambar : IFA Hawaii
Sudah sejak lama diketahui kalau lubang hitam masif memang berkeliaran dalam inti galaksi dengan bobot jutaan Matahari dan akan siap mencabik bintang-bintang yang mendekatinya. Akibat adanya gaya pasang surut yang intens, gravitasi lubang hitam akan menarik bagian terdekat bintang darinya. Tarikan ini menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan bagi Bintang selama beberapa jam, sampai akhirnya bintang akan masuk dalam radius pasang surut. Tidak hanya itu. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Matthieu Brassart dan Jean-Pierre Luminet dari Observatoire de Paris-Meudon, Prancis, kekuatan gaya pasang surut tersebut juga akan memicu terjadinya ledakan yang sangat kuat yang akan mengoyak bintang dari dalam. Saat-saat terakhir bintang yang bernasib malang itu berhasil mereka simulasikan saat ia terhisap masuk ke dalam bidang pasang surut itu.

Ketika sebuah bintang berada cukup dekat dengan lubang hitam, keberadaan gaya pasang surut dari lubang hitam akan memipihkan bintang tersebut seperti sebuah panekuk. Bintang yang memipih ini, kerapatannya akan semakin tinggi dan temperatur di dalamnya cukup untuk memicu terjadinya reaksi nuklir yang akan mengoyaknya. Penelitian lain juga mengatakan kalau prosesnya akan lebih kompleks karena gelombang kejut yang dihasilkan selama proses pemipihan dan tidak akan ada ledakan nuklir yang terjadi.
Simulasi terbaru berhasil menyelidiki efek gelombang kejut dan memperlihatkan efeknya secara detail. Ternyata gelombang kejut itu membantu terjadinya ledakan nuklir yang akan menghancurkan bintang. Bahkan ledakan yang terjadi cukup kuat untuk menghamburkan materi bintang jauh keluar jangkauan si lubang hitam.
Kembang Api Bintang
Sobeknya gaya pasang surut bintang oleh lubang hitam mungkin sudah berhasil diamati oleh Teleksop sinar X seperti GALEX, XMM dan Chandra, meskipun sudah pada tahap akhir yakni beberapa bulan setelah kejadian itu merobek Bintang. Pada tahap ini materi bintang akan mulai berputar ke dalam lubang hitam, mengalami pemanasan dan melepaskan cahaya ultraviolet dan sinar X. Tapi jika bintang panekuk ini sungguh meledak, mereka tentu akan memberikan kesempatan pada pengamat untuk bisa mengamatinya pada tahap yang lebih awal. Nah observasi lanjutan seperti Large Synoptic Survey Telescope (LSST) yang mendeteksi sejumlah besar supernova tentu akan bisa mendeteksi ledakan tersebut.
Yang menarik, sepertinya ledakan nuklir bukan satu-satunya bahaya yang dihadapi si bintang mati ini. Hasil perhitungan Brassart dan Luminet juga menunjukan kalau gelombang kejut di dalam bintang yang sudah pipih itu akan membawa dalam waktu singkat (0,1 detik) )akan memiliki temperatur yang sangat tinggi ( > 10 milyar ) keluar dari pusat Bintang. Akibatnya, akan lahir tipe baru dari sinar X atau ledakan sinar gamma, yang akan segera jadi saksi kehancuran bintang saat ia meniliki panas yang cukup.
Laju kejadian bintang panekuk ini diperkirakan sekitar 1 : 10000 kejadian di tiap galaksi. Di dalam setiap galaksi terdapat lubang hitam masif di pusatnya termasuk di Bimasakti. Selain itu alam semesta juga cukup transparan untuk sinar X yang besar dan untuk radiasi gamma, sehingga tentunya akan ada beberapa kejadian bintang hancur di dekat lubang hitam yang bisa diamati tiap tahunnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar