Bulan April 2009, kala itu satelit Swift milik NASA berhasil
mendeteksi semburan sinar gamma atau gamma ray burst aka GRB yang
kemudian menarik perhatian para astronom. Apa istimewanya?
GRB 090429B ini merupakan satu diantara semburan sinar gamma yang ada
di alam semesta. Semburan sinar gamma sendiri merupakan ledakan keras
dan bencana besar dari bintang masif. Bayangkan peristiwa ini sebagai
supernova yang super, kematian bagi bintang yang memiliki umur pendek
dengan kehidupan yang penuh dinamika.
Tapi lagi-lagi pertanyaannya, apa istimewanya GRB 090429B tersebut?
Yang menarik dari semburan sinar gamma yang satu ini adalah
kemungkinan dirinya menjadi kandidat obyek terjauh yang ada di alam
semesta. Jarak yang diperkirakan adalah 13,14 milyar tahun cahaya.
Artinya, semburan sinar gamma ini berada jauh melebihi keberadaan quasar
yang sudah dikenal saat ini dan bahkan bisa lebih jauh lagi dari
galaksi dan semburan sinar gamma yang sudah ada. Arti lainnya? Para
astronom berhasil menemukan galaksi-galaksi yang berada di masa awal
alam semesta. Semakin mendekati masa awal keberadaan alam semesta maka
semakin banyak pula informasi yang bisa didapat tentang kondisi awal
alam semesta serta apa yang terjadi saat itu.
Ledakan dari masa lalu
Ditemukan pada tanggal 29 April 2009, semburan tersebut diberi nama
sekaligus mengiindikasikan saat ia ditemukan yakni 090429B dengan B
menunjukkan bahwa ia merupakan semburan kedua yang diamati pada hari
yang sama.
Semburan sinar gamma merupakan sebuah letupan yang sangat terang yang
memancarkan lebih banyak cahaya hanya dalam waktu beberapa detik. Lebih
banyak dari cahaya yang dipancarkan Matahari dalam seluruh hidupnya.
Semburan yang luar biasa terang tersebut terjadi di suatu lokasi dalam
rentang alam semesta yang bisa diamati. Laju terjadinya semburan di alam
semesta diketahui sebanyak 2 semburan setiap harinya. Semburan yang
sangat terang tersebut bisa dilihat dari jarak yang sangat jauh. Bahkan
bisa dideteksi dari jarak milyaran tahun cahaya oleh Swift dan satelit
pendeteksi lainnya.
Semburan sinar gamma raksasa ini meletus dari bintang yang meledak
saat alam semesta masih berusia kurang dari 4% dari usianya saat ini,
atau sekitar 520 juta tahun, dan ukurannya juga masih 10% lebih kecil
dari ukurannya saat ini. Dengan demikian, galaksi yang menjadi rumah
bagi bintang leluhur GRB 090429B merupakan salah satu dari
galaksi-galaksi pertama di alam semesta.
Semburan sinar gamma berlansung sangat cepat dan berakhir hanya dalam
1 menit, dan cahaya yang tertinggal dari hasil semburan baru memudar
setelah beberapa hari sampai dengan seminggu sehingga bisa diamati oleh
fasilitas astronomi yang ada. Pengamatan cahaya yang tersisa pada
rentang waktu tersebut memungkinkan para astronom untuk menentukan jarak
semburan.
Pengukuran cahaya yang tersisa inilah yang digunakan untuk mengukur
jarak GRB 090429B dan menemukan kalau semburan ini memang datang dari
awal alam semesta yakni dari jarak 13,14 milyar tahun cahaya, dan
menjadikannya GRB terjauh saat ini.
Berburu Ledakan Kosmik dari Masa Lalu
Untuk menemukan GRB 090429B, para astronom punya cerita menarik. Kurang
dari seminggu setelah GRB 090423 dinyatakan sebagai obyek terjauh di
masa itu pada jarak 13,04 milyar tahun cahaya, GRB 090429B tampak di
angkasa dengan properti yang mirip. GRB 090429B merupakan kejadian yang
singkat dan berakhir hanya dalam 10 detik. Pada saat itu pengamatan
Swift menunjukkan keberadaan sinar X yang redup. Pagi itu pula Antonino
Cucchiara, mahasiswa paska sarjana dari Penn State yang saat ini sudah berada di University of California, Berkeley, bangun pagi-pagi sekali untuk melakukan pengamatan dengan menggunakan teleskop Gemini North di Mauna Kea, Hawaii dengan harapan bisa mengetahui sifat semburan tersebut.
Tapi ternyata hasilnya tidak bisa didapat sesuai harapan. Awan
muncul dan menghalangi pandangan teleskop Gemini ke semburan tersebut.
Malam berikutnya cahaya yang tersisa dari semburan pun masih terlalu
redup untuk didapatkan spektrumnya dan di hari berikutnya cahaya itu pun
memudar sehingga tak dapat dilihat. Tanpa pengamatan tersebut, hanya
jarak yang bisa diketahui tapi petunjuk yang ada memang mengarahkan
bahwa semburan ini merupakan obyek terjauh.
Cahaya Semburan Pada Panjang Gelombang Infra Merah
Dengan filter berbeda, para astronom menemukan bahwa cahaya sisa
semburan tersebut tampak pada pengamatan inframerah dan tidak terlihat
pada pengamatan cahaya tampak. Hal ini penting karena alam semesta
mengembang.
Mengembangnya alam semesta menyebabkan cahaya dari obyek yang datang
dari jauh akan bekerja menentang pengembangan alam semesta. Cahaya tidak
akan melambat tapi akan mengalami kehilangan energi. Akibatnya terjadi
pergeseran warna cahaya ke area yang lebih merah pada spektrum yang
diterima. Pada jarak yang sangat jauh, cahaya ultra ungu yang menjelajah
dari jauh akan bergeser ke bagian cahaya tampak di spektrum. Yang
menarik, dalam perjalanannya ada gas di alam semesta yang menyerap
cahaya ultraungu dan membiarkan cahaya tampak untuk terus melaju.
Sekarang bayangkan, GRB yang berada demikian jauh. Jika cahaya ultra
ungu bergeser ke cahaya tampak, maka tentunya cahaya tampak dari GRB
akan bergeser ke arah merah yakni ke panjang gelombang infra merah. Di
Bumi, yang dilihat pengamat adalah cahaya inframerah dari GRB yang
sebenarnya waktu memulai perjalanan merupakan cahaya tampak. Dan
pengamat tidak melihat keberadaan semburan tersebut di cahaya tampak
yang saat baru memulai perjalanan melintasi alam semesta merupakan sinar
ultra ungu. Inilah yang dilihat pada GRB 090429B. Cahaya Infra merah
dan tidak ada tanda-tanda di cahaya tampak.
Perilaku terjadinya pergeseran inilah yang menjadi indikasi
keberadaan obyek jauh dan digunakan sebagai identifikasi awal keberadaan
quasar, galaksi dan semburan gamma yang berada pada jarak yang jauh.
Inilah bukti pertama yang menunjukkan bahwa cahaya semburan itu datang
dari lokasi yang sangat jauh.
Dengan menganalisa cahaya yang diblok atau dihalangi terhadap cahaya
yang bisa terus melaju bisa digunakan untuk menghitung pergeseran merah
yang terjadi dan dengan demikian menentukan jarak semburan.
Galaksi Induk Tidak Tampak
Meski tidak berhasil lagi mengamati cahaya yang tersisa dari
semburan, tim astronom yang terdiri dari Antonino Cucchiara, Andrew
Levan dari University of Warwick, Nial Tanvir dari University of Leicester, dan pemimbing thesis Derek Fox dari Penn State
terus melakukan pengamatan lanjutan selama 2 tahun berikutnya. Mereka
tidak mau membiarkan GRB 090429B menjadi semburan yang berlalu begitu
saja. Penelitian lanjutan dilakukan untuk mencari tahu apakah GRB
090429B datang dari jarak yang luar biasa jauh dengan mengumpulkan data
baru dan pengamatan yang lebih lanjut menggunakan Gemini dan Teleskop
Hubble untuk mengungkap keberadaan galaksi tempat semburan terjadi.
Seandainya jarak semburan ini “dekat” tentu galaksi yang menjadi
induk atau rumah bagi semburan sinar gamma tersebut akan tampak. Pada
kenyataannya galaksi induk tersebut tidak tampak bahkan bagi Hubble.
Semburan sinar gamma datang dari bintang yang duluya lahir, hidup dan
kemudian mati dalam ledakan yang hebat hanya dalam hitungan waktu jutaan
tahun. Bintang seperti ini terbentuk dalam awan gas raksasa di dalam
galaksi dan akan dapat diamati dari jarak tertentu (cukup jauh) dengan
menggunakan teleskop berkemampuan tinggi.
Setelah semburan ini meredup, teleskop Hubble yang diarahkan ke
lokasi semburan tidak melihat apapun. Artinya, galaksi ini berada sangat
jauh, dan bahkan cahayanya pun pudar dan tidak tampak lagi.
Pemegang Rekor Obyek Terjauh
Tidak terdeteksinya GRB 090429B pada cahaya tampak dan tidak tampaknya
galaksi lokasi si semburan terjadi mengindikasikan kalau semburan
tersebut berasal dari jarak yang sangat jauh.
Dengan kesempatan 99,3% menjadi obyek terjauh di alam semesta saat
ini pada jarak 13,14 milyar tahun cahaya melebihi GRB 09042 pada jarak
13,04 milyar tahun cahaya dan galaksi yang ditemukan tahun 2010-2011
pada jarak 13,07 milyar tahun cahaya.
Di balik keberadaannya yang jauh dan menjadi pemegang rekor terjauh
di alam semesta saat ini, GRB 090429B memberi gambaran bagaimana ledakan
sinar gamma dapat digunakan untuk mengungkap lokasi bintang-bintang
masif di masa awal alam semesta dan melacak kembali proses awal
pembentukan bintang dan galaksi yang kemudian berevolusi menjadi kosmos
yang kaya galaksi yang kita kenal saat ini .
Ledakan Kosmik, Kandidat Obyek Terjauh di Alam Semesta
Kamis, 22 Maret 2012
Label:
Tips Info Astronomi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar