Bermacam-macam motif orang dalam mengirimkan surat dan paket melalui
layanan pos nasional, untuk menyatakan cinta, mengekspresikan rasa
rindu, dan mengirimkan barang-barang yang diperlukan. Namun ada saatnya
ketika sebuah peraturan pos dan paket yang masih longgar, sehingga
masyarakat mengirimkan sesuatu sesuka mereka, seperti yang terjadi
berikut ini.
1. Paket Kebebasan
Henry “Paket” Brown, adalah seorang budak kulit hitam yang harus
menyaksikan istri dan anaknya dijauhkan darinya, akibat perdagangan
budak-budak Afrika. Kesedihan itu yang membuatnya nekad untuk pulang ke
kampungnya di Philadelphia dengan cara yang tidak lazim. Ia membuat
sebuah peti kayu berukukuran 3x2x2.6 M dengan tulisan This Side Up With Care,
lalu pada 29 Maret 1989, dibantu oleh seorang penjaga toko di kota
kecil Louisa, Virginia, peti kayu itu pun dikirimkan ke salah seorang
pembebas budak (abolitionist) James Miller McKim.
Peti kayu yang di dalamnya terdapat Henry, melakukan sebuah
perjalanan pos selama 27 jam, dengan berbagai media pengiriman. Kereta
kuda, Kereta api, perahu uap, bahkan terakhir menggunakan kereta mobil
menuju alamat terakhir. Setibanya di alamat yang dituju, McKim berteriak
di depan peti tersebut, “Apakah di dalam baik-baik saja?”, kemudian
terdengar jawab,”semuanya baik-baik saja.” Ketika hali ini terungkap
oleh publik, keduanya dihukum dengan tuduhan berbeda. Melarikan diri,
dan membantu sebuah pelarian budak.
2. Pengiriman Anak
Pada tahun1914, seorang anak perempuan May Piserstoff (4th), tinggal
bersama orang tuanya di Grangeville, Idaho, berniat untuk mengunjungi
sang nenek di Lewingston. Setelah melakukan sebuah penghitungan dan
pembandingan uang pengeluaran, maka orang tuanya memutuskan untuk
mengirimkan May melalui pos saja, dengan cara mengklaimkan sebagai
parcel karena harga lebih mudah dibandingkan dengan melakukan sebuah
perjalan darat biasa. Lagi pula berat parcel maksimal adalah kurang dari
50 pounds, dan secara kebetulan berat May memenuhi persyaratan berat
maksimal. May pun dipasangi prangko di mantelnya, seharga 53 sen Amerika
Serikat. Setibanya di Kota Lewingston, walaupun kegiatan pos dihentikan
saat malam tiba, namun petugas segera mengantarkan May ke rumah
neneknya.
3. Pengiriman Binatang Peliharaan
Pada Desember, 1954, petugas pos di Orlando, Florida, menerima sebuah surat berikut:
Kepada yang terhormat:
Aku mengirimkan seekor bunglon, karena
aku tinggal di kota Fostorio dan iklim di sini terlalu dingin untuknya.
Semoga anda bersedia melepasnya.
Hormat saya
David.
NB: Bisakah anda memberitahuku ketika ia tiba disana? Terima kasih aku sangat mengkhawatirkannya.
Pada 7 Desember kemudian, David menerima secarik surat balasan, dan
keinginannya terkabul. Bunglonnya dilepas oleh petugas pos, setibanya di
kantor pos. surat balasan itu ditulis oleh L.A. Bryant, Petugas pos
yunior.
4. Surat Misil
Surat dan paket biasanya secara konvensional bisa dikirimkan oleh
penunggang kuda, melalui perahu, truk, mobil, pesawat dan banyak lagi.
Namun tahukah anda bahwa surat pun pernah dikirimkan melalui sebuah
misil? Pada 1936, dua roket misil yang berisi sejumlah surat ditembakkan
melintasi jarak 2000 kaki sebuah danau beku, Hewit, kota New Jersey,
dari Danau Greenwood, New York.
5. Tempat Terakhir Pengiriman Pos
Di Supai, Negara Bagian Arizona, AS, di sebuah kedai menuliskan,
“tidak ada kentang goreng sebelum ada surat.” Penduduk Kota Supai lebih
memilih untuk memakan tumpukan surat daripada membacanya. Hal ini
disebabkan surat yang diterima mereka sudah basi, karena kota yang
terletak di dasar lembah bagian selatan Grand Canyon. Akibatnya sulit
sekali untuk mendaratkan paket surat melalui pesawat dan helikopter,
sehingga harus melakukan perjalanan darat, dan itu pun melalui jalur
yang hanya bisa dilalui oleh kuda dan keledai, selama 3-5 jam 5 hari
dalam seminggu, dan setiap keledainya itu mengantungi surat seberat 200
pouns. Supai merupakan tempat tinggal dari 525 jiwa Suku Havasupai,
merupakan suku asli Amerika serikat, Indian. (**)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar