Sejak 31 Mei 2011 telah teramati supernova di lengan galaksi
Whirlpool atau galaksi M51 dalam katalog Charles Messier. Supernova ini,
yang pada awalnya dikodekan sebagai PSN J13303600 + 4706330, kini
dinamakan supernova SN 2011dh sesuai dengan tatanama yang berlaku. Dalam
konteks galaksi Whirlpool, supernova ini merupakan supernova ketiga
dalam tujuh belas tahun terakhir.
Supernova SN 2011dh terletak pada deklinasi +47° 10’ 11” dan ascensio recta 13j 30m 5,1d (J2000,00) atau secara relatif berada pada 2,3’ sebelah timur dan 1,5’ sebelah selatan dari pusat galaksi Whirlpool. Observasi Palomar Transient Factory dan Galaxy Zoo Supernova Project menunjukkan supernova SN 2011dh memiliki magnitud visual +13,5 dan spektrumnya konsisten dengan ciri–ciri supernova tipe II.
Weidong Li dan rekan–rekannya dari University of California
Berkeley menunjukkan kandidat bintang leluhur supernova SN 2011dh
kemungkinan telah terekam dalam database citra teleskop landas bumi
Hubble yang diambil pada bulan April 2005 lewat instrumen Advanced Camera for Survey (ACS).
Dengan ketidakpastian posisi 0,09” kandidat bintang leluhur tersebut
terletak pada deklinasi +47° 10’ 11,55” ascensiorekta 13j 30m 5,119d
(J2000,00). Obyek ini memiliki magnitud visual +21,8. Sehingga wajar
jika tidak terlihat dalam citra galaksi Whirlpool yang diambil pada 30
Mei 2011 lewat teleskop reflektor 10 inci dari Universitas Ljubljana
(Slovenia) yang memiliki magnitud batas +19,5. Namun Li juga
menggarisbawahi bahwa bintang leluhur supernova SN 2011dh bisa juga
adalah anggota gugusan bintang padat ataupun bintang lain yang
tersembunyi di balik terangnya obyek yang terekam Hubble. Untuk
memastikannya maka analisis lebih lanjut terus dilakukan.
Dengan magnitud visual +13,5 dan jarak galaksi Whirlpool ke Bumi
diestimasikan sebesar 31 juta tahun cahaya, maka supernova SN 2011dh
memiliki magnitud absolut –16,4. Ini konsisten dengan ciri–ciri
supernova, yang bisa memiliki magnitud absolut hingga –18. Dengan
demikian supernova SN 2011dh ini melepaskan energi 300 juta kali lipat
lebih besar dibanding energi Matahari. Sementara kandidat bintang
pendahulunya memiliki magnitud visual +21,8 sehingga mempunyai magnitud
absolut –8,1 dan luminositasnya setara dengan 147.000 Matahari. Dengan
demikian hingga saat ini terdapat peningkatan kecerlangan atau
peningkatan keluaran energi hingga 2.000 kali lipat antara sebelum dan
sesudah supernova terjadi.
Spektrum kandidat bintang leluhur yang direkam Hubble konsisten
dengan ciri–ciri spektrum bintang superraksasa kuning yang massif.
Sehingga dapat diestimasikan kandidat bintang leluhur itu memiliki massa
18–24 massa Matahari. Secara teoritis sebuah bintang raksasa, yang
telah mengalami reaksi fusi tingkat lanjut sehingga tidak hanya membakar
Hidrogen saja, memang berpotensi menjadi supernova saat kehabisan bahan
bakarnya yang diiringi pengerutan dimensi bintang oleh tarikan
gravitasinya sendiri. Dengan asumsi suhu permukaannya 5.000–6.000 Kelvin
(sesuai ciri–ciri bintang kuning), maka jari–jari kandidat bintang
leluhur supernova SN 2011dh setara dengan 360–520 jari–jari Matahari
atau setara dengan 1,7–2,4 AU. Bisa kita bayangkan jika Matahari menjadi
bintang seperti ini, maka ukurannya akan meluas hingga ke tepi dalam
Sabuk Asteroid Utama dan menelan empat planet sekaligus mulai dari
Merkurius hingga Mars.
Sangat menarik untuk memprediksikan bagaimana nasib bintang tersebut
pasca supernova. Pada dasarnya sebuah bintang mengalami supernova tipe
II setelah suhu intinya mencapai 8 milyar Kelvin (untuk bintang bermassa
15 massa Matahari), sehingga foton sinar gamma produk reaksi fusi
termonuklir memiliki energi mencukupi untuk memulai reaksi fotodisosiasi
sehingga setiap Besi akan terurai menjadi 13 Helium dan neutron. Inti
Helium pun akan terdisosiasi kembali menjadi proton dan neutron.
Reaksi–reaksi fotodisosiasi merupakan reaksi eksoergik yang membutuhkan
energi (panas) dari luar sehingga suhu inti turun drastis dan tekanan
radiatifnya pun sangat menurun. Akibatnya pengerutan gravitasi pun
terjadilah, yang membuat inti bintang mengerut secara dramatis sekaligus
membuat proton dan elektron didalamnya bereaksi membentuk neutron.
Sehingga terbentuklah bintang neutron. Namun terbuka pula kemungkinan
fotodisosiasi terus berlangsung, sehingga baik proton, elektron maupun
neutron bakal terurai menjadi partikel–partikel quark. Sehingga
terbentuklah obyek eksotik lainnya: lubang hitam.
Apapun yang terjadi kelak, yang jelas dengan jauhnya jarak supernova
SN 2011dh, dinamika yang dialaminya takkan berdampak bagi Bumi.
Supernova SN 2011dh terjadi akibat reaksi fusi termonuklir sangat intens
pada selang waktu sangat pendek sehingga memproduksi sinar gamma yang
luar biasa banyaknya, yang dikenal sebagai gamma–ray bursts
(GRB). Interaksi sinar gamma dari supernova dengan atmosfer Bumi mampu
mengubah nitrogen menjadi oksida–oksida nitrogen yang berbahaya, sebab
dapat melucuti lapisan Ozon. Namun pelucutan lapisan Ozon hingga
separonya baru akan terjadi bila supernova tipe II berlangsung pada
sebuah bintang yang terletak maksimum 26 tahun cahaya dari Bumi.
Sementara SN 2011dh sejuta kali lipat lebih jauh. Dan supernova
sebenarnya merupakan peristiwa biasa bagi bintang–bintang di jagat raya.
Secara rata–rata antara 2007 hingga 2009 telah terdeteksi 400
supernova, namun angka sebenarnya tentu jauh lebih besar.
Membedah Supernova Galaksi Whirlpool
Rabu, 21 Maret 2012
Label:
Tips Info Astronomi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar