Tahun 2009, planet GJ 1214b ditemukan oleh tim astronom. Planet yang
satu ini menarik perhatian karena ia merupakan planet pertama yang
ditemukan memiliki atmosfer yang cukup tebal. Apalagi dengan posisinya
yang juga tidak jauh dari bintang induknya meskipun planet GJ 1214b
merupakan planet yang dingin, tapi ia cukup hangat untuk bisa
mempertahankan air di dalamnya untuk tetap berwujud cair.
Dalam pengamatan di tahun 2009 saat planet GJ 1214b ditemukan
para astronom menduga 3 teori kemungkinan untuk keberadaan atmosfer di
planet tersebut. Teori pertama menyebutkan kalau planet ini dikelilingi
oleh air, dalam bentuk uap air. Hal ini karena si planet berada dekat
dengan bintang. Yang kedua adalah kemungkinan kalau planet GJ 1214b
merupakan planet batuan yang atmosfernya sebagian besar merupakan
hidrogen. Dan kemungkinan ketiga adalah GJ 1214b merupakan Neptunus
mini dengan inti batuan dan atmosfer bagian dalam kaya dengan hidrogen.
Di tahun 2010, hasil pengamatan spektroskopik yang dipimpin oleh Jacob Bean (Harvard–Smithsonian Center for Astrophysics)
menunjukkan tidak ada tanda-tanda keberadaan hidrogen di atmosfer GJ
1214b. Dengan demikian kemungkinan ke-3 pun gugur. Terisa dua
kemungkinan lain terkait kandungan atmosfer di planet GJ 1214b. Apakah
ia kaya dengan uap air atau justru diselimuti awan dan kabut.
Apakah GJ 1214b akan tetap menjadi misteri?
Dunia Baru GJ 1214b
Jika kita menilik Tata Surya, maka planet yang mengelilingi Matahari
tidaklah seragam. Ada setidaknya 3 tipe planet yakni planet batuan atau
dikenal juga sebagai planet kebumian (Merkurius, Venus, Bumi dan Mars),
planet gas raksasa (Jupiter dan Saturnus) dan planet es raksasa (Uranus
dan Neptunus). Itu baru di Tata Surya. Pada sistem keplanetan yang
mengorbit bintang selain matahari, tipe planet yang ditemukan jauh lebih
beragam, termasuk di dalamnya planet lava dan planet Jupiter panas.
Pengamatan Teleskop Hubble pada planet GJ 1214b ternyata menghasilkan
cerita baru sekaligus menambahkan satu lagi tipe baru planet. Astronom
Zachory Berta dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics,
melakukan analisa data GJ 1214b dan berhasil membuktikan kalau planet
GJ 1214b tersebut merupakan sebuah planet air yang diselimuti atmosfer
uap tebal.
Dan menariknya lagi, GJ 1214b ini tidak seperti planet lain yang
sudah diketahui selama ini. Sebagian besar massanya justru tersusun oleh
air!
Exoplanet GJ 1214b
Planet GJ 1214b ditemukan pada tahun 2009 dalam proyek landas Bumi MEarth (baca: mirth) yang dipimpin oleh David Charbonneau dari (Harvard–Smithsonian Center for Astrophysics).
Planet yang tergolong sebagai planet Super Bumi tersebut memiliki
ukuran 2,7 diameter Bumi dan massanya hampir 7 kali massa Bumi. Dari
komposisi ukuran tersebut, GJ 1214b tergolong berada di antara ukuran
Bumi dan planet es raksasa Uranus dan Saturnus.
Exoplanet GJ 1214b bergerak mengelilingi bintang induknya setiap 38
jam pada jarak 2 juta km dari sang bintang, atau sekitar 70 kali lebih
dekat dari orbit Matahari – Bumi (150 juta km). Dperkirakan temperatur
permukaan planet GJ 1214b mencapai 232º Celsius.
Planet GJ 1214b mengorbit bintang GJ 1214 yang massanya lima kali
lebih kecil dari massa Matahari dan kecerlangan 300 kali lebih redup.
Bintang ini berada pada jarak 40 tahun cahaya di rasi Ophiuchus. GJ 1214
merupakan bintang kelas M atau bintang katai merah yang masih tergolong
bintang dingin dengan temperatur permukaan hanya berkisar 2700 derajat
Celcius. (- temperatur permukaan Matahari mencapai kisaran 5500 derajat
Celsius)
Dunia Air
Tahun 2010, Jacob Bean melakukan penelitian pada atmosfer GJ 1214b dan
menemukan atmosfer di planet tersebut memiliki air sebagai penyusun
utama. Tapi, sebagai argumentasi dapat juga dijelaskan dengan keberadaan
kabut di atmosfer GJ 1214b.
Dalam pengamatan dan penelitian exoplanet GJ 1214b kali ini, Berta dan
rekan-rekannya menggunakan instrumen WFC3 milik Hubble untuk mempelajari
GJ 1214b saat ia melintas di depan bintang (dari sudut pandang
pengamat). Saat terjadi transit seperti itu, cahaya bintang disaring
melalui atmosfer planet sehingga pengamat bisa mendapatkan petunjuk
campuran kandungan gas di dalamnya. Dalam kasus GJ 1214b, Berta
menggunakan Hubble untuk mengukur warna inframerah dari terbenamnya
bintang di planet tersebut.
Jika yang ada di atmosfer itu adalah kabut, maka kabut akan
transparan terhadap cahaya inframerah dibanding cahaya tampak. Karena
itu, pengamatan Hubble dapat memberikan perbedaan antara atmosfer yang
disusun oleh uap atau kabut.
Hasil analisa pengamatan menunjukkan spektrum GJ 1214b tidak memiliki
sifat khusus pada rentang panjang gelombang yang luas. Model
atmosfernya tetap konsisten dengan data Hubble yakni atmosfer rapat yang
disusun oleh uap air.
Karena massa dan ukuran planet sudah diketahui, maka para astronom
pun dapat menghitung kerapatan planet yakni sekitar 2 gram / cm3. Air dalam hal ini memiliki kerapatan 1 gram/cm3, sementara di Bumi kerapatan rata-rata adalah 5,5 gram/cm3. Karena itu disimpulkan kalau GJ 1214b memiliki lebih banyak air dan hanya memiliki sedikit batuan.
Dari karakteristik planet tersebut maka bisa disimpulkan kalau
struktur internal GJ 1214b akan sangat berbeda dari Bumi yang kita
kenal. Temperatur dan tekanan yang tinggi akan membentuk material
eksotik seperti “es panas” atau “air superfluida” -substansi yang
benar-benar asing bagi manusia.
Bagaimana planet ini terbentuk? Para ahli teoritis menduga GJ 1214b
terbentuk di lokasi yang lebih jauh dari bintang dimana air es berlimpah
dan kemudian melakukan migrasi ke bagian dalam sistem di awal sejarah
sistem keplanet di bintang GJ 1214. Dalam proses migrasi, GJ 1214b juga
melintasi zona laik huni bintang. Tapi berapa lama ia akan bertahan di
sana belum diketahui.
Keberadaan GJ 1214b yang hanya berjarak 40 tahun cahaya dari Bumi di
rasi Ophiuschus menjadikan planet ini sebagai kandidat utama yang akan
dipelajari oleh Teleskop James Webb.
Dunia Air di Planet GJ 1214b
Sabtu, 17 Maret 2012
Label:
Tips Ilmu Komputer
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar