Matahari sedang aktif-aktifnya, meskipun bagi para ilmuwan keaktifannya itu masih tergolong rendah. Bahkan ada dugaan kalau siklus Matahari yang ke-24 ini akan mengarah pada siklus minimum,
ketika di tahun 2007 Matahari tidak menampakan tanda-tanda bintik
Matahari. Kini Matahari bergiat kembali beraktifitas mengisi siklus 11
tahunnya dan diperkirakan akan mencapai puncak pada tahun 2013.
Flare kelas X
Tanggal 7 Maret 2012, area aktif 1429 di Matahari melepaskan flare matahari kelas X5.4
pada jam 07:28 wib. Flare yang dilepaskan tersebut tergolong besar tapi
perlu diigat lagi kalau ledakannya itu terjadi di Matahari dan bukan di
Bumi. Jadi meskipun ada pegaruhnya tapi bukan berarti kita di Bumi akan
ditelan oleh ledakan itu.
Erupsi yang terjadi Matahari tanggal 7 Maret 2012 yang melepaskan flare kelas X5.4
merupakan flare terbesar kedua yang terjadi dalam siklus Matahari yang
ke-24. Flare terbesar dalam siklus ini terjadi 9 Agustus 2011 pada kelas
X6.9. Satu jam setelah erupsi pertama, Matahari kembali melepaskan
flare kelas X1.3 yang 5 kali lebih kecil dari flare pertama (X5)
Kedua flare kelas X tersebut terjadi di area aktif AR 1429 yang pada
tanggal 2 Maret 2012 lalu berotasi dan masuk dalam area pandang kita.
Area AR 1429 sebelumnya sudah beberapa kali melepaskan flare kelas M dan
satu kai flare kelas X. Dan yang menarik, per tanggal 9 Maret 2012,
area AR 1429 sudah makin membesar dengan ukuran 7 kali ukuran Bumi!
Pertanyaan paling sering yang diajukan dan yang pasti muncul setiap terjadi flare adalah, apa imbasnya ke Bumi?
Untuk flare kelas X5.4 seperti ini diperkirakan akan dapat memicu
pemadaman sementara pada radio untuk sisi Bumi yang menerima cahaya
Matahari sehingga akan terjadi gangguan ada radio gelombang pendek dan
pada navigasi radio.
Lontaran Massa Korona
Ketika terjadi flare di Matahari maka disertai dengan pelepasan material
dari korona yang teramati sebagai letupan yang menyembur dari permukaan
Matahari. Dalam peristiwa Flare X5.4 dan X1.3 tanggal 7 Maret, Matahari
juga melepaskan dua lontaran massa korona yang bergerak dengan
kecepatan hampir 1000 km per detik. Lontaran massa korona tersebut
diperkirakan akan tiba di Bumi dalam waktu beberapa hari dan memberikan
atraksi aurora di area lintang tinggi.
Sementara itu, lontaran massa korona yang terkait dengan flare kelas X
yang terjadi tanggal 4 Maret juga telah sampai di Bumi membawa
partikel dan medan magnet ke atmosfer Bumi dan berinteraksi dengan medan
magnetik Bumi. Akibatnya terjadi badai geomagnetik
moderat dengan skala G2 dalam rentang skala G1 – G5. Badai seperti ini
terjadi ketika medan magnetik di sekeliling Bumi mengalami perubahan
kekuatan dan bentuk dengan cepat.
Akibat dari badai kelas menengah seperti ini adalah terjadinya aurora
dan gangguan pada transmisi radio frekuensi tinggi di area dekat kutub.
Badai dari flare tanggal 4 Maret sudah mereda tapi Bumi masih akan
mengalami peningkatan badai geomagnetik kalau lontaran massa korona
flare tanggal 7 maret mengarah ke Bumi dan tiba di Bumi tanggal 8 Maret
jam 13.25 wib. Diperkirakan lontaran massa korona ini akan menghasilkan
badai geomagnetik kuat dan seluruh pengamat langit bersiap untuk
kehadiran aurora.
Aktivitas geomagnetik ringan sebagai akibat flare kelas X5.4 sudah
tiba dan mengjasilkan cahaya utara yang indah di perbatasan
Amerika-Kanada dan berhasil dipotret oleh Shawn Malone dari Lake
Superior.
Flare X5.4 yang terjadi tanggal 7 Maret mengirimkan
partikel-partikelnya ke Bumi dan akan menghasilkan aktivitas partikel
bermuatan menengah atau badai radiasi Matahari. Partikel-partikel
tersebut berhasil dideteksi oleh wahana SOHO dan STEREO milik NASA juga
wahana GOES milik NOAO dan menyebabkan badai radiasi Matahari skala S3
yang dapat mengganggu komunikasi radio frekuensi tinggi, gangguan pada
satelit yang menyebabkan reboot pada komputer on-board
dan penambahan noise pada sistem pencitraan, juga penerbangan pada
ketinggian yang tinggi akan mengalami peningkatan paparan radiasi.
Meskipun ada gangguan, anda tidak perlu kuatir karena tidak akan
memberi efek pada kehidupan manusia. Jadi selamat berburu aurora.
Badai Geomagnetik pun Tiba
Lontaran massa korona yang dihasilkan dari letupan flare di area AR 1429
di Matahari akhirnya menghantam medan magnetik Bumi pada tanggal 8
Maret jam 18.00 wib. Tabrakan yang terjadi lebih lemah dari yang
diperkirakan hanya badai geomagnetik yang lembut (Kp=5). Namun badai
yang lebih intensif masih akan datang. Karena itu para pengamat di
lintang tinggi bersiaplah untuk menikmati lebih banyak atraksi tirai
cahaya utara.
Update :
Tanggal 9 Maret 2012, area AR 1429 kembali melepaskan flare dengan skala
M6.3 yang sekaligus mengakibatkan terjadinya badai radio skala S2 dan
aktivitas geomagnetik kembali meningkat ke badai skala G1.
Tanggal 11 Maret, lontaran massa korona dari erupsi flare yang
terjadi sebelumnya diperkirakan tiba pada jam 13.49 dengan kekuatan
badai geomagnetik 50% dari sebelumnya. Erupsi yang sama yang mengirimkan
CME ke Bumi itu menimbulkan terjadinya tsunami plasma raksasa di
Matahari. Tsunami monster tersebut tingginya 100000 km dengan laju 250
km/detik dan kekuatan total 2 juta megaton bom TNT. Tapi jangan kuatir,
tsunami itu terjadi di matahari dan tidak akan memberi pengaruh apapun
ke Bumi.
Hasil prakiraan cuaca menyebutkan, CME yang sama akan menabrak wahana
Mars Science Lab (MSL) pada tanggal 12 Maret dan kemudian menghantam
Mars pada tanggal 13 Maret. Dan ketika awan CME ini melewati MSL, rover
Curiosity yang dipasang onboard di MSL pastinya akan memberikan cerita
menarik.
Bintik Matahari AR 1429 masih mengalami erupsi selama akhir pekan,
ditandai dengan dilepaskannya flare kelas M8 yang dasyat. Dan
diperkirakan lontaran massa korona dari flare M8 ini akan tiba di Bumi
tanggal 13 Maret sekitar jam 01.00 wib. Setelah menghantam Bumi,
lontaran massa korona tersebut akan melewati MSL pada tanggal 13 Maret
dan kemudian tiba di Mars tanggal 14 Maret.
Flare Kelas X5 yang Mengguncang Matahari
Sabtu, 17 Maret 2012
Label:
Tips Info Astronomi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar