Karena mengandung gas-gas yang mudah terbakar, kentut seorang
astronot diyakini bisa terakulumasi dan memicu ledakan di dalam pesawat
ruang angkasa. Oleh karena itu, diet seorang astronot harus disesuaikan
agar tidak banyak kentut.
Gas-gas yang mudah terbakar yang bisa ditemukan dalam kentut antara lain hidrogen dan methane. Bila terakumukasi di dalam ruang tertutup, keduanya bisa meningkatkan tekanan dan apabila mencapai kondisi paling ekstrem maka secara teori bisa memicu ledakan.
Mengingat pesawat ruang angkasa dibuat sangat tertutup agar udaranya tidak keluar, maka astronot diyakini berada dalam bahaya jika terlalu banyak kentut. Apabila kedua gas yang mudah terbakar itu terakumulasi, dikhawatirkan ledakan akan terjadi di dalam pesawat ruang angkasa.
Risiko ini bisa dicegah dengan diet atau pemilihan menu makan tertentu, seperti yang diteliti oleh 2 ahli gizi di Amerika Serikat, Edwin L Murphy dan Doris H Calloway. Keduanya membandingkan diet para astronot dalam 2 misi penerbangan yang berbeda.
Penelitian yang dipublikasikan tahun 1969 itu menunjukkan, perbedaan menu makan bisa membuat komposisi gas dalam kentut para astronot berbeda. Dalam penelitian ini, kedua jenis diet yang digunakan dibedakan dengan kode tertentu yakni diet S dan diet F.
"Dalam 12 jam, astronot yang makan diet S mengeluarkan 3-206 mL hidrogen dari anus dan 24-156 mL dari paru-paru. Dengan diet F, hidrogen yang dihasilkan hanya 0-3 ml dari anus dan 6-36 mL dari paru-paru," kata para peneliti seperti dikutip dari situs io9, Selasa (17/1/2012).
Para peneliti tidak menyebutkan apa saja perbedaan menu makan yang terdapat di kedua jenis diet tersebut. Namun secara teori, produksi gas-gas pencernaan yang dikeluarkan melalui kentut bisa meningkat ketika banyak mengonsumsi kol, umbi-umbian dan minuman bersoda.
Selain hidrogen dan metana, pada umumnya kentut juga tersusun dari berbagai macam gas lainnya yang tercampur menjadi satu. Beberapa jenis gas yang banyak ditemukan dalam kentut antara lain oksigen, serta hidrogen sulfida yang memberikan bau tidak sedap.
Gas-gas tersebut diproduksi oleh bakteri-bakteri di pencernaan, sebagai hasil penguraian asam amino, glukosa dan asam lemak di dalam perut. Seseorang masih bisa dikatakan normal jika mengeluarkan gas kentut antara 0,5 liter hingga 2 liter dalam sehari.
Gas-gas yang mudah terbakar yang bisa ditemukan dalam kentut antara lain hidrogen dan methane. Bila terakumukasi di dalam ruang tertutup, keduanya bisa meningkatkan tekanan dan apabila mencapai kondisi paling ekstrem maka secara teori bisa memicu ledakan.
Mengingat pesawat ruang angkasa dibuat sangat tertutup agar udaranya tidak keluar, maka astronot diyakini berada dalam bahaya jika terlalu banyak kentut. Apabila kedua gas yang mudah terbakar itu terakumulasi, dikhawatirkan ledakan akan terjadi di dalam pesawat ruang angkasa.
Risiko ini bisa dicegah dengan diet atau pemilihan menu makan tertentu, seperti yang diteliti oleh 2 ahli gizi di Amerika Serikat, Edwin L Murphy dan Doris H Calloway. Keduanya membandingkan diet para astronot dalam 2 misi penerbangan yang berbeda.
Penelitian yang dipublikasikan tahun 1969 itu menunjukkan, perbedaan menu makan bisa membuat komposisi gas dalam kentut para astronot berbeda. Dalam penelitian ini, kedua jenis diet yang digunakan dibedakan dengan kode tertentu yakni diet S dan diet F.
"Dalam 12 jam, astronot yang makan diet S mengeluarkan 3-206 mL hidrogen dari anus dan 24-156 mL dari paru-paru. Dengan diet F, hidrogen yang dihasilkan hanya 0-3 ml dari anus dan 6-36 mL dari paru-paru," kata para peneliti seperti dikutip dari situs io9, Selasa (17/1/2012).
Para peneliti tidak menyebutkan apa saja perbedaan menu makan yang terdapat di kedua jenis diet tersebut. Namun secara teori, produksi gas-gas pencernaan yang dikeluarkan melalui kentut bisa meningkat ketika banyak mengonsumsi kol, umbi-umbian dan minuman bersoda.
Selain hidrogen dan metana, pada umumnya kentut juga tersusun dari berbagai macam gas lainnya yang tercampur menjadi satu. Beberapa jenis gas yang banyak ditemukan dalam kentut antara lain oksigen, serta hidrogen sulfida yang memberikan bau tidak sedap.
Gas-gas tersebut diproduksi oleh bakteri-bakteri di pencernaan, sebagai hasil penguraian asam amino, glukosa dan asam lemak di dalam perut. Seseorang masih bisa dikatakan normal jika mengeluarkan gas kentut antara 0,5 liter hingga 2 liter dalam sehari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar